Simalungun, Sumut (ANTARA News) - Proses pencarian KM Sinar Bangun pada Senin, yang merupakan hari kedelapan sejak musibah terjadi, terganggu cuaca buruk di perairan Danau Toba.
Disela pencarian dari Pelabuhan Tigas, Kabupaten Simalungun, Senin, Deputi Operasi Basarnas Brigjen TNI Nugroho Budi Wirayanto mengatakan, proses pencarian telah dilakukan mulai dari pukul 07.00 WIB.
Pihaknya telah menggunakan seluruh alat yang dimiliki, mulai dari pemindai sonar (multibeam scane sonar) hingga perahu karet untuk menyisir perairan Danau Toba.
Namun sekitar pukul 15.00 WIB, pihaknya terpaksa menarik personel yang bertugas karena cuaca tidak mendukung.
"Cuaca sangat tidak bersahabat sehingga kita putuskan untuk kembali," katanya.
Dengan kondisi angin yang cukup kencang tersebut, pihaknya melihat ombak di perairan Danau Toba cukup tinggi yakni berkisar 1-1,5 meter.
Selain dapat mengancam keselamatan personel di lapangan, keberadaan ombak yang cukup tinggi tersebut juga mengganggu proses pendeteksian kapal di perairan.
Baca juga: Polda Sumut tetapkan empat tersangka tenggelamnya KM Sinar Bangun
"Ombaknya besar, anginnya gede, kemudian ada hujan, hal tersebut sangat menentukan hasil scane sonar kita," katanya.
Sesuai arahan dari Kepala Basarnas M Syaugi, pihaknya memperpanjang proses pencarian kapal dan penumpang KM Sinar Bangun selama tiga hari yakni hingga 27 Juni 2018.
Meski melihat indikasi keberadaan bangkai KM Sinar Bangun, tetapi pihaknya belum terlalu yakin sehingga terus melakukan pendeteksian.
Sebelumnya, KM Sinar Bangun yang mengangkut seratusan penumpang dilaporkan tenggelam di perairan Danau Toba, antara Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir dengan Desa Tigaras, Kecamatan Dolok Pardamean, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, Senin, sekitar pukul 17.30 WIB.
Dari proses yang dilakukan, diduga ada 188 penumpang KM Sinar Bangun. Sebanyak 21 orang berhasil diselamatkan, tiga tewas, dan 164 orang lagi diperkirakan hilang.
Baca juga: Penumpang KM Sinar Bangun seluruhnya 188 orang, 164 belum ditemukan
Pewarta: Irwan Arfa
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018