Jakarta (ANTARA News) - Niat Zaenal Maarif untuk bertemu dengan Ketua DPR Agung Laksono dan Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Ginanjar Kartasasmita guna menyerahkan dokumen terkait masa lalu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kandas karena keduanya tidak berada di Gedung Parlemen di Jakarta pada Senin. Ketika menyampaikan data-data itu, Zaenal didampingi beberapa pengacara dari Tim Pembela Muslim (TPM) yang dipimpin Mahendradata. Menurut Mahendradata, bukti dalam berkas yang disampaikan Zaenal berupa data dan barang elektronik (VCD). Agung Laksono sedang berada di luar kota ketika Zaenal mendatangi ruang kerja Agung di Lantai III Gedung Nusantara III DPR/MPR/DPD. Begitu juga dua Wakil Ketua DPR Muhaimin Iskandar dan Soetardjo Soerjogoeritno juga berada di luar kota. Akhirnya, Zaenal menitipkan map berisi dokumen itu kepada Sekjen DPR Faisal Djamal. Sekjen berjanji menyampaikan surat Zaenal itu ke pimpinan DPR. Selanjutnya, ketika menuju Lantai VIII gedung yang sama, Zaenal juga tidak berhasil bertemu Ginanjar Kartasasmita. Zaenal hanya bertemu Wakil Ketua DPD La Ode Ida yang menyatakan tidak berani membuka dokumen itu dan akan membicarakan dengan unsur pimpinan DPD lainnya. Saat itu, Wakil Ketua DPD Irman Gusman juga sedang berada di luar Gedung Parlemen. Selanjutnya, Zaenal menuju Lantai IX gedung ini menemui Ketua MPR Hidayat Nurwahid yang masih akan membahas dokumen tersebut dalam Rapat Pimpinan MPR. Pimpinan MPR akan sangat berhati-hati menyikapi data yang disampaikan Zaenal dan tidak akan gegabah mengambil sikap. Nurwahid menilai persoalan Zaenal adalah persoalan hukum dan seharusnya diselesaikan secara hukum. Setelah menyampaikan berkas ke pimpinan DPR, DPD dan MPR, Zaenal meluncur ke Mahkamah Konstitusi (MK) untuk tujuan yang sama. Sebelum meninggalkan Gedung Parlemen, Zaenal terlebih dahulu mengembalikan kunci dan mobil dinas yang selama ini digunakannya kepada Sekjen DPR Faisal Djamal.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007