Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perindustrian menargetkan Industri Kecil Menengah (IKM) tumbuh 11 persen hingga akhir 2018 melalui berbagai upaya, di antaranya potongan PPH untuk IKM dari 1 persen menjadi 0,5 persen dan diperluasnya akses permodalan lewat Kredit Usaha Rakyat (KUR).

"Dengan begitu, kami berharap IKM dapat mencapai target pertumbuhan hingga 11 persen pada tahun ini," kata Dirjen IKM Kemenperin Gati Wibawaningsih di Jakarta, Senin.

Disamping itu, Kemenperin tengah mendorong pembuatan material center bagi pelaku IKM agar mudah mendapatkan bahan baku.

Kemenperin, lanjutnya, terus memacu para IKM untuk memasarkan produknya di marketplace.

Di samping itu, Kemenperin tengah mendorong pembuatan material center bagi pelaku IKM agar mudah mendapatkan bahan baku.

Program ini dinamakan e-Smart IKM yang merupakan sistem basis data yang tersaji dalam profil industri, sentra, dan produk yang diintegrasikan dengan marketplace yang telah ada.

Sejalan dengan kebijakan itu, Ditjen IKM Kemenperin telah membuat infrastruktur sarana perluasan pasar e-Smart IKM yang telah dimulai pada tahun lalu bekerjasama dengan marketplace dalam negeri, antara lain Bukalapak, Tokopedia, Blibli, Shopee, dan Blanja.com.

Semenjak diluncurkan pada Januari 2017, jumlah IKM yang bergabung dalam program e-Smart IKM terus bertambah.

Saat ini sudah ada 2.730 IKM yang masuk dalam pasar online melalui marketplace e-Smart IKM.

Kemenperin menargetkan pada tahun ini akan bertambah sejumlah 4000 IKM yang bakal bergabung dalam e-Smart IKM.

"Saat ini, nilai transaksi di e-Smart IKM telah berada pada lebih dari Rp601 juta, dengan komoditas di antaranya adalah logam, fesyen, makanan dan minuman yang mendominasi nilai transaksi penjualan online tersebut," paparnya.

Baca juga: Kemenperin sambut positif penerbitan PPH UKM 0,5 persen

Baca juga: Kemenperin fasilitasi batik Jambi pukau Paris

Baca juga: E-Smart IKM, sektor logam dominasi 70 persen transaksi online

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2018