Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Senin sore melemah di atas level Rp9.200, namun keterpurukan rupiah saat ini dinilai masih stabil, karena masih berada dalam target Bank Indonesia (BI). Nilai tukar rupiah merosot menjadi Rp9.215/9.220 per dolar AS dibanding penutupan akhir pekan lalu Rp9.200/9.230 atau melemah 15 poin, meski di pasar regional mata uang asing itu cenderung melemah. Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib di Jakarta mengatakan, rupiah masih terpuruk meski koreksi harga yang terjadi agak rendah dibanding pagi (turun 40 poin). "Kami mengharapkan BI melakukan intervensi pasar agar rupiah tidak berlanjut turun, karena di level tersebut apabila tidak diantisipasi lebih awal maka penurunan akan terus terjadi," katanya. Rupiah, menurut dia, seharusnya berada di posisi antara Rp9.150 sampai Rp9.200 per dolar AS, namun tekanan pasar cukup besar, sehingga menembus level Rp9.200 per dolar AS, meski tekanan itu diperkirakan hanya sementara. Bukan hanya rupiah, sejumlah mata uang Asia utama lainnya juga terpuruk yang mengimbas pasar uang domestik khususnya rupiah, karena itu posisinya berada di atas level Rp9.200 per dolar AS, katanya. Menurut dia, keterpurukan rupiah tidak perlu dikhawatirkan kalau melihat fundamental makro ekonomi Indonesia yang terus berkembang. "Kami optimis dengan semakin tumbuhnya ekonomi nasional, rupiah akan tetap terjaga," katanya. Nilai tukar mata uang yang stabil menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi negara itu semakin baik. Rupiah, lanjut dia, akan tetap dipantau oleh BI apabila pergerakannya cenderung terus merosot hingga di atas level Rp9.200 per dolar AS. Ditanya mengenai yen, ia mengatakan menguat terhadap dolar AS sebesar 0,3 persen menjadi 118,25 dan euro melemah 0,3 persen menjadi 161,21. Melemahnya dolar AS itu, karena pelaku sangat khawatir dengan pertumbuhan ekonomi AS yang makin melambat, katanya.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007