Seoul (ANTARA News) - Delegasi Korea Selatan meninggalkan negaranya menuju Indonesia dan Thailand sebagai bagian dari upaya mengekspor reaktor nuklir sipil dan teknologi, para pejabat mengatakan, Senin.
Kementrian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Korsel mengatakan bahwa delegasi Korsel beranggotakan delapan orang itu terdiri atas para pejabat pemerintah dan para ahli sipil, akan mengunjungi Jakarta pada Senin dan Selasa sebelum melakukan lawatan tiga hari ke Bangkok.
"Kunjungan tersebut dimaksudkan untuk memperluas kerjasama energi nuklir dengan negara-negara Asia Tenggara," jurubicara kementrian itu mengatakan kepada AFP.
Kementerian itu juga mengatakan bahwa Korea Selatan akan menawarkan teknologi dan pelatihan untuk prgram nuklir sipil yang diusulkan Indonesia.
Dua negara telah menandatangani perjanjian kerjasama nuklir pada Desember tahun lalu, sebagai bagian dari rencana Jakarta mengoperasikan reaktor komersial pertamanya pada 2016, yang bermaksud untuk memiliki empat unit pembangkit tenaga nuklir pada 2025.
Kementrian itu juga mengatakan bahwa pembicaraan serupa akan dilakukan dengan Thailand, yang memfokuskan pada penggunaan energi nuklir untuk riset dan medis.
Saat ini, Korea Selatan adalah di peringkat keenam setelah Amerika Serikat, Perancis, Jepang, Rusia dan Jerman dalam penggunaan teknologi nuklir sipil dan keselamatan, kata kementriana itu lagi.
Korea Selatan mengoperasikan 19 pembangkit tenaga nuklir yang memasok sekitar 40 persen dari kebutuhan listriknya. Negara itu berharap dapat mendorong angka ini menjadi 60 persen pada 2035.
Pada Januari lalu, Korea Selatan mengumumkan akan membelanjakan 2,44 triliun won (2,65 miliar dolar) selama lima tahun untuk membangun reaktor nuklir dan mengembangkan teknologi bahan bakar. (*)
Pewarta:
Copyright © ANTARA 2007