Cianjur (ANTARA News) - Menteri Pertanian Anton Apriyantono mengatakan musim kemarau yang terjadi sepanjang 2007 masih dalam batas normal, sehingga tidak akan mengganggu produksi pangan nasional. "Itu setiap tahun terjadi, padi 'puso' karena kebanjiran, kekeringan, dan serangan hama. Untuk musim kemarau kita selalu membandingkan dalam jangka waktu 5 tahun, dan apa yang terjadi tahun ini masih dalam batas normal," katanya, sebelum acara panen padi System of Rice Intensification (SRI) Organik yang dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Desa Bobojong, Kecamatan Mande, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Senin. Menurut Mentan, pemerintah telah menyiapkan sejumlah langkah untuk mengatasi musim kemarau yang menyebabkan kekeringan, seperti program jangka panjang dan jangka pendek. Untuk jangka menengah panjang, pemerintah akan melakukan perbaikan terhadap kerusakan Daerah Aliran Sungai (DAS), perbaikan waduk, irigasi dan membangun waduk baru. Sedangkan untuk jangka pendek ada program penyedian air di lokasi-lokasi kekeringan. "Tetapi sebetulnya yang kita harapkan adalah pemahaman masyarakat bahwa musim kemarau itu di sawah tadah hujan tidak disarankan menanam padi, tetapi harus menanam palawija, karena kalau dipaksakan akan ada risiko kekeringan," katanya. Pada 2007 terjadi kamarau basah, sehingga sampai Juni masih ada hujan yang cukup tinggi. "Ini yang kadang membuat petani untuk menanam padi, padahal memasuki Juli hujan sudah mulai berkurang, Agustus apalagi. Jadi kadang-kadang petani salah perhitungan," katanya. Karena itu, seharusnya pola tanam yang dipakai adalah padi-padi-palawija atau padi-palawija-palawija, tergantng pada ketersediaan air. Optimis Mentan Anton Apriyantono kepada wartawan juga menyatakan optimis bahwa target peningkatan produksi beras nasional sebesar dua juta ton pada 2007 dapat tercapai. Dikatakannya berdasarkan angka ramalan BPS, dari luas panen Januari sampai April 2007 sudah terlihat adanya peningkatan, yaitu dari awalnya hanya sekitar 53 juta ton lebih gabah kering giling, meningkat menjadi 55 juta ton lebih. "Padahal masih ada 8 bulan lagi yang belum terhitung dengan baik," katanya. Mentan juga menambahkan, iklim sekarang juga mendukung, yakni kemarau yang basah, sehingga walalupun ada kekeringan itu sesuatu yang di luar hitungan. "Dari sisi itu kita optimis, paling tidak mendekati target yang diharapkan, apalagi masyarakat antusias mengembangkan teknologi yang bisa meningkatkan produktivitas, termasuk padi SRI organik. (*)
Copyright © ANTARA 2007