Bantul (ANTARA News) - Kelompok tani di Pedukuhan Nawungan, Desa Selopamioro, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, meraup keuntungan dari budi daya tanaman bawang merah lebih dari Rp10 miliar pada musim panen Juni.
Koordinator Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Imogiri Muslih Sawiji di Bantul, Sabtu, mengatakan, keuntungan lebih dari Rp10 miliar itu dihitung dari penjualan bawang merah hasil panen dikurangi biaya beli benih, biaya tanam, dan perawatan hingga panen.
"Kemarin beli benih bawang di Brebes, Jawa Tengah, untuk seluas 105 hektare ini hampir sebesar Rp3 miliar, kemudian biaya tanam, perawatan dan air sekitar Rp1 miliar, sementara panen ini sudah dibeli sekitar Rp16 miliar," katanya.
Dengan demikian, kata dia, jika ditotal biaya budi daya bawang merah seluas 105 hektare mulai dari benih hingga panen kurang lebih dua bulan mencapai Rp4 miliar, sementara bawang hasil panen dibeli sekitar Rp16 miliar.
"Untuk benih bawang merah kami memang mendatangkan dari Brebes karena kalau mengambil dari daerah Bantul kurang, dalam setahun petani di Nawungan ini bisa menanam bawang merah dua kali," katanya.
Ia menjelaskan, keuntungan dari penjualan panen bawang merah kelompok tani di Nawungan Selopamioro ini tidak lepas dari hasil panenan pada musim ini yang berkualitas, hal itu karena petani Nawungan menerapkan pertanian organik.
"Produktifitas panen bawang merah di Nawungan ini rata-rata sekitar 12 ton per hektare, dan inilah bawang Bantul. Meski dibudidayakan di dataran tinggi, namun hasilnya bagus, air tidak ada masalah," katanya.
Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Lestari Mulyo Nawungan Juhari mengatakan, produktifitas panen bawang merah pada musim ini rata-rata mencapai 1,2 ton per seribu meter atau dalam satuan hektare sekitar 12 ton bawang merah.
"Hasil panen bisa sekitar 1,2 ton bawang per seribu meter, saat ini harga bawang merah petani sekitar Rp20 ribu per kilogram. Jadi hasilnya tinggal dikalikan saja," katanya.
Ia menjelaskan, total petani bawang merah di Nawungan I dan Nawungan II Desa Selopamioro sebanyak 450 orang, yang sebagian sudah menerapkan pertanian organik atau menggunakan pupuk kandang untuk hasil dan kualitas maksimal.
Baca juga: Mentan: keuntungan importir bombai mini Rp1,24 triliun
Baca juga: Mentan "blacklist" lima importir bawang bombai mini
Baca juga: Pengamat : Waspadai importasi bawang merah berlabel bombai
Pewarta: Heri Sidik
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018