Beijing (ANTARA News) - Duta Besar RI untuk China merangkap Mongolia, Djauhari Oratmangun, menghadap Presiden China Xi Jinping di Balai Agung Rakyat, Beijing, Rabu (20/6), untuk menyampaikan surat kepercayaan dari Presiden Joko Widodo.
Sarung tenun khas Tanimbar melengkapi beskap hitam serta celana dan songkok berwarna senada yang dikenakan diplomat kelahiran Sulawesi Utara itu saat menghadiri upacara penyerahan surat kepercayaan di gedung megah bersejarah yang ada di sebelah Lapangan Tian'anmen.
Presiden Xi menyunggingkan senyum saat menyambut Djauhari dalam seremoni penyerahan surat kepercayaan yang berlangsung pada musim panas itu.
Sebelum menyampaikan surat kepercayaan dari Presiden Joko Widodo, Djauhari sempat berbicara sekitar dua menit dengan Presiden Xi. Dalam pembicaraan itu, Djauhari antara lain berbicara mengenai rencana Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kenegaraan ke China.
"Sampaikan salam hangat kepada Beliau. Kapan pun Beliau akan datang ke sini, saya siap menerimanya. Beliaulah yang bisa menentukan sendiri waktu yang tepat," kata Xi kepada Djauhari mengenai rencana kunjungan kenegaraan Presiden Jokowi ke China.
Keduanya berfoto bersama sebelum akhir prosesi penyampaian surat kepercayaan bersama 12 duta besar negara lain di Beijing.
Djauhari, yang mulai berkarier di Kementerian Luar Negeri RI tahun 1984, bertemu dengan Presiden Xi didampingi Wakil Dubes Listyowati, Koordinator Fungsi Protokol dan Kekonsuleran KBRI Beijing Ichsan Firdaus, dan Atase Pertahanan KBRI Beijing Kolonel (Inf) Mochamad Sjamsul Arief.
Pilihan Tanimbar
Djauhari lahir pada 22 Juli 1957 di Beo, sebuah kecamatan di Kabupaten Kepulauan Talaud. Dia memilih mengenakan sarung Tanimbar karena daerah itu merupakan tempat dia dibesarkan.
"Tanimbar tempat saya dibesarkan, sedangkan Beo tempat saya lahir pada saat Bapak saya ditugaskan ke sana," jawab diplomat yang menjabat sebagai Duta Besar RI untuk Rusia merangkap Belarusia pada 2012-2016 itu.
Tanimbar merupakan nama kepulauan yang secara keseluruhan tercakup dalam wilayah Kabupaten Maluku Tenggara Barat. Tanimbar juga merupakan nama suku yang mendiami kepulauan tersebut.
"Sampai saat ini masyarakat Tanimbar masih menenun, termasuk tenun yang saya dan Bapak kenakan saat ini semua bikinan keluarga paman Bapak di sana," kata Sih Elsiwi Handayani, istri Djauhari, yang mengenakan bawahan tenun Tanimbar dipadu kebaya warna putih di Wisma Indonesia KBRI Beijing saat menanti kedatangan sang suami dari Balai Agung Rakyat.
Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018