Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah Senin pagi melemah 40 poin menjadi Rp9.240/9.250 per dolar AS dibanding penutupan akhir pekan lalu Rp9.200/9.230 per dolar AS, akibat masih terus berlanjutnya aksi memburu mata uang asing itu di kalangan pelaku pasar.
Pengamat pasar uang, Edwin Sinaga. di Jakarta mengatakan posisi rupiah yang sudah di atas angka Rp9.200 per dolar AS tidak perlu dikhawatirkan, mengingat fundamental makro ekonomi Indonesia cukup baik.
Pertumbuhan ekonomi pada triwulan pertama 2007 sebesar enam persen yang diperkirakan akan berlanjut pada triwulan kedua menunjukkan fundamental ekonomi makro Indonesia semakin tumbuh.
"Kami optimis dengan semakin tumbuhnya ekonomi nasional, rupiah akan tetap terjaga," katanya.
Menurut dia, nilai tukar mata uang yang stabil menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi negara itu semakin baik.
Hal ini juga terbukti dengan makin membesarnya cadangan devisa Bank Indonesia (BI) yang saat ini di atas 51 miliar dolar AS akan dapat menjaga pergerakan, katanya.
Rupiah, lanjut dia, akan tetap dipantau oleh BI apabila pergerakannya cenderung terus merosot hingga di atas level Rp9.200 per dolar AS.
"Kami masih tetap menilai rupiah stabil sekalipun sudah berada di atas posisi Rp9.200 per dolar AS," katanya.
Ia mengatakan, kekkhawatiran baru muncul apabila rupiah sudah mencapai level Rp9.400 per dolar AS, karena pada posisi itu kemungkinan untuk terus merosot cukup besar.
Namun koreksi terhadap rupiah hanya sementara dan pada saatnya akan kembali menguat, karena peluang untuk ke arah sana hanya menunggu waktu saja katanya.
Apalagi, lanjutnya yen menguat terhadap dolar AS sebesar 0,3 persen menjadi 118,25 dan euro melemah 0,3 persen menjadi 161,21.
Melemahnya dolar AS itu, karena pelaku sangat khawatir dengan pertumbuhan ekonomi AS yang makin melambat, katanya. (*)
Copyright © ANTARA 2007