Jakarta (ANTARA News) - Irak berhasil merebut gelar Piala Asia untuk pertama kalinya sepanjang sejarah sepak bola mereka, setelah menundukkan Arab Saudi 1-0 pada partai final di Jakarta, Minggu, melalui gol kapten Younes Mahmoud. "Ini adalah kemenangan yang sangat istimewa untuk saya. Saya tidak akan pernah melupakan malam ini," kata pelatih Irak, Jorvan Vieira, usai pertandingan di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta. "Ini bukan sekadar kemenangan sebuah tim. Ini kemenangan seluruh rakyat Irak," tambah Vieira, yang mengaku lega karena berhasil memenuhi janjinya untuk menambah senyum di wajah rakyat Irak dengan memberi mereka kejayaan di Piala Asia. Akan tetapi pelatih asal Brazil itu tidak bisa lama-lama bergembira bersama pasukannya, karena ia hanya menandatangani kontrak untuk dua bulan -- sejak Mei 2007 -- dan tidak memperpanjangnya. "Saya telah menentukan masa depan saya. Kontrak saya berlaku dua bulan dan apapun hasil final, saya akan berhenti," kata Vieira dalam konferensi pers menjelang pertandingan di Jakarta, Sabtu. "Saya juga tidak bisa lama-lama melatih Irak, karena akan buruk bagi kesehatan saya," tambahnya dengan nada bergurau. Ia lalu menyatakan pekerjaan itu diterima karena ia melihat Irak memiliki banyak pemain berbakat yang membuatnya yakin bisa membawa tim itu menjadi juara. "Sejak menandatangani kontrak di Amman (Yordania), tekad saya hanya satu, menang. Saya ini orang yang paling tidak suka kekalahan," tegasnya dengan penuh percaya diri. Dan kemenangan lah yang diperolehnya pada Piala Asia 2007. Pelatih yang berusia 54 tahun itu menyatakan banyak yang telah dipelajarinya selama menukangi tim dari negara yang tengah dilanda konflik berdarah yang berlarut-larut tersebut. "Rakyat Irak menunjukkan kepada saya bagaimana caranya untuk bisa tetap tegar di tengah situasi yang sangat sulit. Mereka semua memberi tambahan tenaga bagi saya," ujarnya. Ia mengaku bangga sekaligus terharu karena sejak menangani Irak, banyak orang yang memberi dukungan kepada dirinya maupun keluarganya. "Isteri saya saja, yang tidak mengerti sepak bola, menerima hampir 30 telepon dari orang yang mengucapkan terima kasih dan selamat ketika kami baru mengalahkan Korea Selatan pada semifinal. Ibu saya pun menerima ucapan yang sama dari banyak orang," katanya. "Semua perlakuan baik itu jauh lebih berarti dari upah yang saya terima untuk pekerjaan ini," sambungnya. "Saya benar-benar tidak akan pernah melupakan ini, salah satu pengalaman paling berharga dalam hidup saya," tambah Vieira. Belum diketahui ke mana pelatih yang telah bekerja di kawasan Teluk sejak 1980 itu akan berlabuh setelah menyudahi kontraknya di Irak. Ada rumor yang menyatakan ia dilirik oleh Asosiasi Sepak Bola Korea Selatan untuk menggantikan Pim Verbeek, yang mundur usai Piala Asia. "Saya ingin tantangan yang lebih besar, tetapi saat ini, saya hanya ingin berlibur ke pantai bersama keluarga," jawabnya saat ditanya mengenai masa depannya. Hasil kerja dua bulan Vieira tampaknya bisa membuat rakyat Irak berbahagia dan sejenak melupakan semua konflik yang telah bertahun-tahun tidak juga terselesaikan. Janjinya kepada bangsa Irak sudah dibayar lunas dan kini, Vieira bisa pergi meninggalkan Younes Mahmoud dkk. dengan kepala tegak. (*)

Copyright © ANTARA 2007