Balikpapan (ANTARA News) - Para relawan Pencarian dan Pertolongan (Search and Rescue-SAR) menemukan jenazah Rizky Joni Falar di muara parit besar di Pantai Mal Balcony, Kaltim, Jumat.
Falar (17 tahun) hilang sejak Kamis pagi (21/6) setelah jatuh dari motor dan terseret arus banjir di Jalan Jenderal Achmad Jani di Simpang Tiga Gunung Malang, Balikpapan.
"Tempat korban ditemukan itu 2,8 km dari tempat korban jatuh," tutur Kepala Seksi Operasi Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Balikpapan Octovianto.
Pada pukul 06.30 setelah terjatuh dari boncengan sepeda motor Honda Beat yang dikemudikan kawannya Rifki Maulidi Farhan (18), Joni, siswa kelas 3 SMK Budi Utomo, tak kuasa melawan arus banjir yang sedang tinggi di kawasan itu, menyusul hujan deras sejak dinihari yang melanda Balikpapan. Sebelumnya mereka datang dari arah Rapak di barat.
Menurut Octovianto, Joni terseret masuk ke parit besar yang membelah kawasan Gunung Sari dari bagian hulunya di utara hingga ke selatan sampai ke laut. Rifki selamat dengan terus berpegang pada motornya.
"Itulah kenapa mendiang kita temukan di muara parit itu," kata Octa.
Jenazah Joni tergeletak di batu-batu pondasi reklamasi lahan Balcony, mal yang didesain menghadap ke laut. Setelah berhasil diangkat, jenazah segera dibawa ke RSUD Gunung Malang untuk divisum.
Relawan SAR mulai melakukan pencarian segera setelah dilapori kejadian tersebut. Derasnya arus banjir dan berbagai benda di dalam parit membuat pencarian berjalan berat.
"Kami tetap lakukan walaupun dengan cara manual, sebagian relawan terjun ke parit, sebagian mengamankan dan melakukan pengamatan," jelas Octa.
Kejadian orang jatuh di jalan dan terseret arus banjir ke parit dan kemudian ditemukan tewas adalah yang kedua pada 2018. Pada Februari lalu, seorang anak SD akhirnya ditemukan tewas di dasar parit dalam, tak jauh juga dari Simpang Tiga Gunung Malang tempat Joni jatuh. Sebelumnya, Muhammad Iqbal (12), terpeleset dan jatuh ke parit di Tugu Adipura, 500 meter dari tempatnya ditemukan. Saat itu, air parit tengah deras dan dalam sebab hujan lebat.
"Kami belum melihat ada upaya konkret Pemkot untuk mengatasi hal-hal seperti ini," kata Agus Wijayanto, tokoh pemuda.
Menurut Agus, perlu segera diambil tindakan apakah selokannya ditutup teralis, misalnya, atau di pinggir selokan dibuat pagar, atau barangkali imbauan saja pada orang tua dan guru agar anak-anak, atau siap pun berhati-hati bila hujan dan banjir seperti itu.
"Mau sampai berapa korban?" kata Agus lagi.
Pewarta: Novi Abdi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018