"Banjir bandang yang terjadi di Kecamatan Singojuruh dan Songgon merupakan bencana yang cukup besar karena intensitas hujan yang cukup tinggi, namun tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut," kata Kepala Bidang Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi Eka Muharam saat dihubungi di Banyuwangi.
Menurutnya banjir bandang tersebut menyebabkan 11 rumah roboh dan ketinggian lumpur yang menerjang rumah warga setinggi satu meter, serta sejumlah infrastruktur seperti jembatan rusak berat di dua kecamatan.
"Kami masih terus melakukan pendataan terhadap kerusakan yang disebabkan banjir bandang tersebut, namun sementara ini tercatat sebanyak 300 kepala keluarga yang terdampak banjir yang disertai lumpur dan material kayu," tuturnya.
Ia mengatakan pihaknya sudah memprediksi akan terjadi banjir bandang tersebut karena tingginya curah hujan, sehingga berbagai antisipasi untuk meminimalisir korban dengan memberikan penyuluhan kepada masyarakat sudah dilakukan.
Sementara Camat Songgon Wagianto mengatakan banjir bandang yang terjadi di Kecamatan Songgon tersebut merupakan kedua kalinya dan banjir bandang yang pertama kali terjadi pada 15 Mei 2018.
"Banjir bandang yang menerjang Jumat pagi tadi lebih besar hingga menyebabkan infrastruktur jembatan yang menghubungkan dua desa rusak berat dan saluran irigasi juga rusak akibat diterjang material kayu yang dibawa banjir bandang tersebut," katanya.
Ia menjelaskan banjir bandang di wilayahnya tersebut sudah mulai surut, namun banjir yang disertai lumpur itu menyebabkan kerusakan sejumlah destinasi wisata di Kecamatan Songgon, sehingga pihaknya melakukan pengecekan bersama Dinas Pariwisata Banyuwangi.
"Tidak ada korban jiwa dan kerusakan rumah dalam banjir bandang yang melanda Kecamatan Songgon, namun sejumlah infrastruktur mengalami rusak berat," ujarnya.
Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018