Jakarta (ANTARA News) - Younes Mahmoud mungkin akan menjadi pesepakbola paling tenar di Irak setelah golnya membawa tim nasional Irak menjadi juara Piala Asia 2007 dengan menundukkan Arab Saudi 1-0 pada final di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu. Selain itu, pemain berusia 24 tahun tersebut juga melengkapinya dengan gelar Pemain Terbaik Piala Asia 2007 dan pencetak gol terbanyak dengan empat golnya sepanjang turnamen, sama seperti Naohiro Takahara dari Jepang dan striker Arab Saudi, Yasser Mahmoud. Usai pertandingan tampak kapten Irak itu melonjak gembira bersama teman-temannya dan berteriak hingga suaranya serak, tetapi ia meneteskan air mata saat ditanya apakah mereka akan pulang ke Irak dan merayakannya bersama seluruh rakyat negara yang masih dilanda perang dan berbagai aksi pemboman itu. "Itu adalah keinginan semua pemain, tetapi kami jelas tidak mungkin merayakannya di Irak. Kami semua harus memikirkan keselamatan kami," ujar Younes dengan suara emosional, mata memerah dan berkaca-kaca, sebuah ekspresi wajah yang jelas menahan tangis. "Di Irak, tidak ada yang bisa menjamin keselamatan anda dan anda tidak pernah tahu siapa yang akan membunuh anda di sana. Siapa yang akan menolong saya jika itu terjadi," sambungnya. Negara di Timur Tengah itu memang dalam situasi konflik yang mencekam usai Perang Teluk, yang memakan ribuan korban jiwa dan ribuan jiwa lainnya yang hidup dalam dendam. Di tengah kondisi seperti itulah para pemain Irak harus berlatih dan kemudian berjuang untuk akhirnya mengangkat trofi Piala Asia pada partai puncak. Sebuah perjuangan yang luar biasa. Younes kemudian bercerita mengenai seorang ibu yang putranya yang baru berusia 12 tahun tewas akibat pemboman di Mansour, Baghdad, yang terjadi pekan lalu saat perayaan kemenangan atas Korea Selatan di semifinal. "Ibu itu tidak menangis dan dia berkata `saya persembahkan anak ini untuk tim nasional Irak`...jadi, saya tidak punya pilihan lain selain memenangkan pertandingan ini," tutur Younes masih dengan penuh emosi. Untuk menghormati seluruh korban, termasuk salah seorang ofisial mereka yang bernama Anwar yang tewas karena ledakan bom, para pemain Irak mengenakan ban hitam pada pertandingan final. Tidak ada yang bisa menebak kapan konflik di Irak akan berakhir, namun Younes berharap setidaknya kemenangan itu bisa membawa sedikit kebahagiaan bagi seluruh rakyat. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007