Keduanya, yang berusia 22 dan 27 tahun, ditahan pada Minggu (17/6) malam di Rotterdam, setelah mendapat informasi dari dinas intelijen negara itu.
"Mereka dicurigai mempersiapkan sebuah kejahatan terorisme dan menjadi bagian dari organisasi teroris," kata jaksa penuntut dalam sebuah pernyataan. "Selama penggeledahan dari rumah para tersangka itu, USB dan penyimpan data lainnya disita," tambahnya.
Keduanya ditahan selama dua pekan dengan akses terbatas, yang berarti mereka hanya dapat berbicara dengan pengacara mereka.
Penangkapan kedua pria tersebut menyusul tertangkapnya tiga pria lain di berbagai kota, termasuk Groningen utara dan Zaanstad dekat Amsterdam.
DNA mereka cocok dengan yang tertinggal di senjata yang disita di pinggiran Kota Paris saat polisi menggagalkan rencana serangan teror pada 2016.
Belanda sejauh ini terhindar dari serangan-serangan teror yang telah mengguncang negara-negara tetangga terdekatnya di Eropa dalam beberapa tahun terakhir.
Namun di tengah sejumlah ketakutan dan laporan bahwa orang-orang yang terkait dengan beberapa serangan mungkin telah menyeberang sebentar ke negara itu, pejabat keamanan dan intelijen Belanda menekankan bahwa tingkat ancamannya cukup besar, demikian AFP.
Penerjemah: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2018