New York (ANTARA News) - Harga saham AS jatuh pada hari Kamis, dengan indeks Dow Jones merosot untuk ke delapan hari berturut-turut menyusul goyahnya saham-saham industri karena kekhawatiran perang perdagangan, sementara saham Amazon dan pengecer online lainnya melemah setelah Mahkamah Agung AS memutuskan akan memungut pajak penjualan di negara bagian.

Produsen mobil AS tertekan setelah perusahaan Jerman Daimler memangkas prediksi laba tahun 2018 dan BMW mengatakan itu sedang melihat "opsi strategis" karena perang dagang antara Amerika Serikat dan China.

Caterpillar kehilangan 2,52 persen dan Boeing jatuh 
1,5 persen, dengan indeks industri S & P turun 1,19 persen, penurunan yang ketujuh kali dalam delapan hari perdagangan.

"Ini menunjukkan kurangnya kepercayaan pada (Trump) kemampuan administrasi untuk mendorong agenda ekonomi ke depan, " kata Phil Blancato, CEO dari Ladenburg Thalmann Asset Management di New York.

"Jika kepercayaan berkurang karena imigrasi dan tarif, kedua hal itu memberi tekanan pada pasar."

Harga saham Amazon turun 1,9 persen setelah putusan pengadilan, yang memungkinkan negara bagian untuk memaksa pengecer online untuk mengumpulkan pajak penjualan.

Saham Intel juga sangat menekan indeks S & P 500, turun 2,4 persen setelah Chief Executive Officer Brian Krzanich mengundurkan diri menyusul penyelidikan yang mengungkapkan hubungannya dengan seorang karyawan yang melanggar kebijakan perusahaan.

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 196,1 poin, atau 0,8 persen, menjadi 24.461,7, S & P 500 kehilangan 17,56 poin, atau 0,63 persen, ke 2,749.76 dan Nasdaq Komposit turun 68,56 poin, atau 0,88 persen, menjadi 7,712.95.

Indeks Dow sangat dipengaruhi perusahaan industri, dan kekhawatiran perdagangan mendorongnya ke zona negatif pada awal pekan ini.

Ford turun 1,35 persen, General Motors turun 1,98 persen dan Tesla kehilangan 4,06 persen. Indeks S & P 500 untuk mobil dan komponen merosot 1,79 persen.

Sektor energi mengalami kinerja terburuk, turun 1,93 persen karena harga minyak jatuh menjelang pertemuan Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC), dimana produsen diharapkan meningkatkan produksi, demikian Reuters.

(Uu.B012)

Pewarta: antara
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018