Bangkok (ANTARA News) - Mantan Perdana Menteri Thailand Yingluck Shinawatra pada Kamis membuat tanggapan terbuka pertama di media gaul sejak melarikan diri dari negara itu pada Agustus selama sidang pidana kealpaan, yang akhirnya menjatuhkannya hukuman lima tahun penjara.
Yingluck, yang pemerintahan terpilihnya digulingkan pada 2014 tentara, yang masih mengendalikan Thailand, membantah tuduhan atas penanganan pembelian beras, yang menyebabkan kerugian miliaran dolar.
"Ini adalah ulang tahun pertama, yang saya habiskan di luar negeri," kata Yingluck di Facebook resminya, mengucapkan terima kasih kepada rakyat Thailand pada ulang tahunnya, yang ke-51.
"Saya ingin berterima kasih kepada rakyat Thailand karena masih memikirkan saya," tambahnya.
Dia juga membarui foto di Twitter dan Instagram resminya.
Keluarga Shinawatra tetap berpengaruh dalam politik Thailand, meskipun ada upaya militer untuk menghilangkan pengaruh mereka.
Partai yang bersekutu dengan Thaksin menang dalam setiap pemilihan umum sejak 2001 dengan menampakkan dirinya kepada pemilih lebih miskin.
Yingluck meninggalkan negeri itu Agustus lalu, beberapa hari sebelum Mahkamah Agung memberi putusan pada kasusnya. Sumber di Puea Thai Party mengatakan dia melarikan diri ke London melalui Dubai, tempat saudaranya, hartawan mantan perdana menteri Thaksin Shinawatra, memiliki rumah.
Thaksin, yang berkuasa sejak 2001 hingga ia digulingkan dalam kudeta 2006, membuat banyak musuh di kalangan elit yang berbasis di Bangkok, yang menuduhnya melakukan nepotisme dan korupsi.
Yingluck dilarang berpolitik selama lima tahun junta pada 2015.
Sejak melarikan diri dari Thailand tahun lalu, ia telah muncul bersama Thaksin, terutama di China, Jepang, Singapura, dan Amerika Serikat pada tahun ini.
Thaksin juga tinggal di pengasingan setelah melarikan diri dari tuduhan korupsi pada 2008, yang katanya bermotif politik. Demikian laporan Reuters.
(Uu.KR-DVI)/B002)
Pewarta: antara
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018