Simalungun, Sumatera Utara (ANTARA News) - Masyarakat akan segera mengetahui jumlah penumpang KM Sinar Bangun yang tenggelam di perairan Danau Toba, Provinsi Sumatera Utara pada Senin petang (18/6). Sampai saat ini jumlah pasti penumpang KM Sinar Bangun itu masih simpang-siur.
Kecelakaan mematikan dan memilukan KM Sinar Bangun menyisakan sejumlah hal pokok tentang hal-hal yang dilanggar berbagai pihak tentang pelaksanaan dan penegakan aturan keselamatan pelayaran.
Setelah kejadian, publik mengetahui bahwa kapal itu berlayar tanpa ada manifes pengikut, padahal ini salah satu hal paling pokok yang ditetapkan dalam standar dan aturan keselamatan-keamanan pelayaran nasional. Juga jumlah peralatan pendukung keselamatan manusia sangat minim, hal yang diatur tegas dalam aturan keselamatan pelayaran.
Operasi SAR gabungan korban KM Sinar Bangun dipimpin Kepala Badan SAR Nasional, Marsekal Madya TNI M Syaugi.
Usai rapat koordinasi penanggulangan di posko terpadu di Pelabuhan Tigaras, Kabupaten Simalungun, Kamis, Panglima TNI, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, mengatakan, dari diskusi mereka, ada sejumlah langkah yang akan ditempuh untuk mengetahui jumlah pengikut di kapal penyeberangan itu.
Dari sisi polisi, akan ditelusuri jumlah orang hilang berdasarkan data, laporan, perkiraan penumpang yang masuk Pelabuhan Tigaras.
Demikian juga dengan pembiayaannya karena setiap orang ditarik uang Rp1.000, pemeriksaan terhadap nakhoda tentang uang yang didapatkan, termasuk laporan dari korban yang selamat. "Dengan demikian kita bisa mendapatkan jumlah korban itu berapa," kata Tjahjanto.
Selama ini, jumlah penumpang KM Sinar Bangun yang menjadi korban masih simpang-siur karena kapal itu tidak dilengkapi dengan manifes.
Selain pemeriksaan kepolisian, Badan SAR Nasional juga akan menggelar operasi pencarian secara gabungan sesuai standar prosedur operasi.
"Jadi, setiap unit memiliki tugas masing-masing," ujar dia, yang didampingi Kepala Kepolisian Indonesia, Jenderal Polisi Tito Karnavian.
Karnavian mengatakan, polisi akan mendukung penuh upaya untuk mendapatkan manifes itu.
Untuk itu, polisi akan mewawancarai sejumlah pihak, di antaranya nakhoda mengenai kutipan uang masuk, uang di kapal, dan proses pemberangkatan sehingga bisa memastikan jumlah penumpang.
Laporan yang menyebutkan masih ada 184 penumpang yang hilang dinilai tidak kuat karena hanya didasarkan pada pengaduan keluarga.
"Bisa saja anggota keluarganya masih jalan-jalan dan belum pulang," ujar Karnavian.
Menurut catatan, KM Sinar Bangun yang mengangkut seratusan penumpang dilaporkan tenggelam di perairan Danau Toba, antara Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir dengan Desa Tigaras, Kecamatan Dolok Pardamean, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, Senin, sekitar pukul 17.30 WIB.
Dari proses pencarian yang dilakukan, tim gabungan telah menemukan 19 korban selamat dan tiga korban tewas.
Pewarta: Irwan Arfa
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018