Soesatyo itu juga mendorong Kementerian Perhubungan mendisiplinkan para pengusaha transportasi, agar mentaati peraturan tentang keselamatan perjalanan. "Prosedur standar operasional keselamatan setiap moda transportasi harus benar-benar dipatuhi, termasuk moda transportasi yang dikelola BUMN," katanya.
Sehingga tidak lagi terjadi kecelakaan mematikan, di antaranya KM Sinar Bangun tenggelam, di perairan Danau Toba, Sumatera Utara, baru-baru ini.
Walau ada otoritas pemerintah yang berwenang dan bertanggung jawab soal ini, namun banyak hal aturan keselamatan dan keamanan pelayaran pada kasus itu yang tidak dilaksanakan secara semestinya, mulai dari ketiadaan manifes pengikut, ketiadaan rompi pelampung-keselamatan, kelebihan parah jumlah pengikut dan muatan, dan sebagainya.
Ia juga mendorong BMKG dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana untuk mengadakan studi kelayakan pada daerah potensi bencana sebagai antisipasi bencana alam akibat cuaca ekstrem.
"BMKG dan BNPB juga harus terus memutakhirkan informasi cuaca untuk mengantisipasi kemungkinan dampak cuaca ekstrim, kemungkinan kecelakaan pada transportasi," katanya.
Ia juga mengingatkan pemerintah daerah --terutama daerah yang berpotensi terjadi bencana alam-- agar bersiap siaga menyikapi cuaca ekstrim di daerahnya masing-masing.
Pemerintah pusat maupun daerah diimbau bersiaga menyikapi prediksi cuaca ekstrem selama sepekan ke depan guna mengantisipasi kemungkinan musibah yang tidak diharapkan.
Ia merujuk hasil prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisikayang tentang perkiraan potensi cuaca ekstrem dalam sepekan ke depan.
"Pemerintah pusat maupun daerah agar bersiap siapa mengantisipasi kemungkinan adanya musibah bencana alam maupun kecelakaan transportasi di daerahnya masing-masing," katanya.
Menurut Soesatyo, pemerintah melalui Kementerian Perhubungan dan Badan SAR Nasional agar segera berkoordinasi dengan BMKG untuk terus mendapatkan informasi terkini prakiraan cuaca.
Pewarta: Riza Harahap
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018