Baturube (ANTARA News) - Setelah Sabtu (28/7) kemarin menemukan satu mayat laki-laki di desa Ueruru, kecamatan Bungku Utara, Kabupaten Morowali, Sulteng, tim SAR gabungan dalam operasi pencarian para korban banjir bandang dan tanah longsor hari ini kembali menemukan dua mayat lagi di lokasi yang sama. Jenazah yang ditemukan itu keduanya adalah wanita serta teridentifikasi bernama Ninik dan Arni. Wartawan ANTARA News Riski Maruto yang menyertai proses pencarian para korban banjir bandang disertai tanah longsor di desa Ueruru (sekitar 15 km dari Baturube, ibukota kecamatan Bungku Utara), Ahad siang, melaporkan proses evakuasi korban Ninik tidak berlangsung lama, kecuali korban Arni yang sedang hamil membutuhkan waktu sekitar dua jam. Mayat Arni ditemukan terbenam lumpur pada kedalaman empat-lima meter dan terjepit pepohonan yang tumbang. Sementara kondisi fisik kedua jenazah ini telah rusak dan membusuk, akibat sudah sepekan tertimbun tanah longsor. Dengan ditemukannya kedua mayat tersebut, maka total korban banjir bandang dan tanah longsor di desa Ueruru yang sudah ditemukan meninggal dunia telah mencapai 26 orang dan 27 orang lainnya masih dinyatakan hilang. Sementara itu, jumlah tim SAR yang terus melakukan pencarian para korban di desa Ueruru saat ini mencapai 50 orang, terdiri atas personil Brimob, TN-AD, relawan dari berbagai elemen, serta masyarakat setempat. Desa Ueruru merupakan salah satu dari empat desa paling parah di kecamatan Bungku Utara akibat dihajar banjir bandang yang disertai tanah longsor kurun dua pekan terakhir. Jarak desa ini dari Baturube (ibukota kecamatan Bungku Utara) hanya sekitar 15km, namun tidak bisa lagi dilalui kendaraan darat akibat banyak badan jalan dan sebuah jembatan putus diterjang banjir. Untuk mencapai desa ini dari Baturube saat ini hanya melalui laut dengan menggunakan kapal-motor kecil atau melalui udara menggunakan helikopter. Kepada ANTARA News di sela menyaksikan evakuasi para korban di desa Ueruru, Komandan Korem 132/Tadulako Kolonel (Arm) AAG Suardhana mengatakan, lambatnya proses evakuasi korban banjir bandang dan tanah longsor di Kabupaten Morowali dikarenakan beberapa faktor, antara lain banyak jaringan jalan dan jembatan terputus, peralatan yang dipergunakan tim SAR masih manual karena belum tersedia alat berat, medan yang dilalui sangat berat, serta kondisi cuaca belum mendukung karena masih sering turun hujan. "Tapi masalah alat berat sedang diusahakan Satkorlak (Penanggulangan Bencana dan Pengungsi) Sulteng dan mudah-mudahan besok sudah tiba," tuturnya, dan menambahkan pihaknya saat ini telah menyiapkan satu kompi cadangan dari TNI-AD dan siap diturunkan kapan saja dalam mengevakuasi korban bencana alam di Morowali. Kolonel Suardhana menambahkan, dengan ditemukannya dua jezanah di Ueruru hari ini, maka total korban jiwa akibat banjir bandang yang disertai tanah longsong yang melanda empat kecamatan di Kabupaten Morowali saat ini sudah mencapai 44 orang meninggal dunia serta 66 lainnya masih hilang namun sementara dalam pencarian.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007