Tolitoli, Sulteng (ANTARA News) - Sebuah kapal barang yang sedang mengangkut beras bertonase sekitar 200 gross ton (GT) ditemukan karam di sekitar Tanjung Pulias, Kecamatan Basidondo, Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah (Sulteng).
Kapal yang belum diketahui pemiliknya tersebut diperkirakan karam sejak lima hari lalu dan baru diketahui Sabtu kemarin (28/7), setelah polisi yang mendapat laporan dari warga menuju lokasi kejadian.
Kapolres Tolitoli AKBP Drs Nurfallah kepada ANTARA News di Tolitoli, Ahad, seusai meninjau keberadaan bangkai kapal naas ini, mengatakan kapal yang tenggelam ini sedang memuat 150 ton beras dari Makassar (Sulawesi Selatan) tujuan Jayapura.
"Informasi ini kami ketahui setelah seseorang bernama Kuswanto yang mengaku tinggal di Jayapura dan khabarnya sebagai pemilik beras mengkonfirmasikan ke Kesatuan Polisi Pengamanan Pelabuhan (KP3) Tolitoli beberapa hari lalu soal keberadaan posisi kapal ini," katanya.
Menurut dia, pemilik beras tersebut kehilangan kontak dengan nahkoda setelah kapal berada di laut Sulawesi antara Kabupaten Tolitoli dan Kabupaten Buol. Saat meninggalkan pelabuhan Makassar, komunikasi dengan nahkoda masih lancar.
Kapal yang hingga kini belum diketahui namanya karena sudah berada di dasar laut tersebut memiliki enam orang awak buah kapal (ABK) bersama nahkoda.
Sementara nahkoda dan seluruh ABK tersebut hingga kini belum diketahui keberadaannya.
Nurfallah menjelaskan, ketika pihaknya melakukan penyelidikan awal di tempat kejadian perkara, posisi kapal tersebut berada sekitar 15-20 meter dari permukaan laut, dan tiang kapal masih kelihatan.
"Kasus ini akan kami selidiki lebih jauh setelah menanyakan kepastian pemilik kapal di Papua," janji Nurfallah.
Polisi di Tolitoli mencurigai kapal tersebut bukan karam karena dihantam badai, namun ada unsur kesengajaan ditenggelamkan oleh ABK dengan lebih dulu menjual beras yang dimuat tersebut ke beberapa pelabuhan terdekat yang disinggahinya.
Dugaan ini diperkuat dengan lokasi karamnya kapal, yakni hanya sekitar 20 meter dari permukaan laut dan tidak berada pada jalur transportasi laut antara Makassar-Jayapura.
"Kalau ini karam karena badai mungkin karamnya di laut lepas," kata Nurfallah menambahkan.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007