Moskow, (ANTARA News) - Benci tapi cinta, demikianlah yang dirasakan para pendukung tim nasional Maroko menyaksikan megabintang Portugal Cristiano Ronaldo yang menjadi pencetak gol semata wayang penentu berhentinya langkah negara mereka di Piala Dunia 2018.
"Saya benci sama Ronaldo, kenapa harus mencetak gol," kata Maria, salah seorang warga Maroko yang menyaksikan langsung negaranya berlaga di Stadion Luzhniki, Moskow, Rusia, ditemui selepas pertandingan, Rabu petang.
"Tetapi saya tetap suka CR-7," ujar Maria lagi, cepat, menyebut julukan salah satu pesepak bola favoritnya itu.
Maria menilai keberuntungan belum berpihak kepada timnas negaranya, terlebih sejumlah peluang yang mereka peroleh masih bisa dimentahkan oleh barisan pertahanan Portugal maupun penjaga gawang Rui Patricio yang tampil cukup mumpuni di bawah mistar gawang.
"Beberapa kali serangan Maroko selalu kandas, belum beruntung," katanya.
Kekecewaan nan ironis juga dirasakan pendukung Maroko lainnya, Hicham, yang menyayangkan nasib negaranya ditentukan oleh pesepak bola yang ia kagumi.
"Sayang sekali sosok yang menentukan kekalahan Maroko adalah bintang yang saya kagumi," kata Hicham.
Kekalahan tersebut, membuat Maroko tak lagi punya peluang untuk lolos dari fase penyisihan Grup B, lantaran apapun hasil laga ketiga nanti poin maksimal mereka hanya tiga, tak cukup untuk mengangkat ke posisi kedua klasemen akhir.
Meski dilanda banyak kekecewaan, di beberapa sudut di luar Stadion Luzhniki, kebersamaan justru diperlihatkan dengan adanya pendukung Portugal yang mengajak pendukung Maroko berfoto bersama serta bertukar atribut timnas masing-masing.
"Saya tadi khawatir dia marah. Tetapi dia mengakui kekalahan dan mengakui mengagumi Ronaldo, seperti kami," kata Magdalena Maria, warga Portugal yang didampingi suaminya dan menyempatkan berfoto dengan pendukung Maroko.
Baca juga: Penggemar Ronaldo asal Indonesia senang aksi cetak golnya
Baca juga: Galeri Portugal perbesar peluang ke 16 besar
Baca juga: Gol tunggal Ronaldo bawa Portugal menang 1-0 atas Maroko
Pewarta: Triono Subagyo
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2018