Jakarta (ANTARA News) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada pekan depan akan terpengaruh hasil tingkat inflasi Juli 2007. Analis Riset PT Bapindo Bumi Sekuritas, Harry Kurniawan, di Jakarta, akhir pekan ini, mengatakan para pelaku pasar pekan depan akan mengamati hasil inflasi Juli 2007. Harry memprediksikan inflasi masih terkendali, sehingga akan memunculkan harapan besar terhadap suku bunga, dan ini akan mendorong harga-harga saham, terutama sektor perbankan. "Sektor perbankan masih harus dicermati dengan tren penurunan suku bunga, apalagi saham sektor ini pada akhir pekan ini turun dan kinerjanya yang bagus, dan ini sebagai pendorong harganya," katanya. Selama pekan ini, IHSG ditutup turun tajam 67,982 poin atau 2,87 persen menjadi 2.298,414, sedangkan indeks LQ45 mengalami penguatan 19,639 poin atau 3,97 persen ke level 473,908. Anjloknya indeks pada pekan ini lebih disebabkan faktor anjloknya bursa regional. Menurut Harry, anjloknya sebagian besar bursa regional telah menekan indeks BEJ jatuh cukup dalam, karena tertekan merosotnya bursa AS Wall Street setelah mendapat sentimen negatif dengan masih negatifnya data perekonomian AS. Pelaku pasar di AS semakin pesimis dengan kondisi tingginya NPL (kredit bermasalah) kredit perumahan, turunnya penjualan rumah serta buruknya penyaluran kredit perbankan kepada korporasi. Sementara pasar juga belum didorong oleh sentimen baru, dan hanya dari membaiknya laporan keuangan emiten-emiten kuartal kedua 2007 mengangkat indeks BEJ di awal pekan ini. (*)
Copyright © ANTARA 2007