Kepala Basarnas Gorontalo, Muslimin mengatakan, KLM Bina Harapan Indah yang membawa lima orang tersebut mengalami mati mesin pada Senin (18/6).
"Kami menemukan kapal tersebut terombang-ambing, dan setelah berkoordinasi dengan nahkoda kapal dan mempertimbangkan kondisi kapal yang tidak bermuatan di kedalama berkisar 500-1.000 meter, maka kita tarik agar tidak terbawa arus," ucapnya.
Ia menjelaskan, pihaknya menggunakan KN SAR Samba untuk melakukan penarikan ke pulau terdekat agar KLM Bina Harapan bisa lego jangkar sambil menunggu kapal penarik.
"Saat ini kapal penarik sedang diupayakan oleh pihak agen KLM Bina Harapan Indah," kata dia, lagi.
Semua penumpang KLM Bina Harapan dalan keadaan selamat, diantara Sukri (65), Akbar (47), Haruna (28), Herman (56) dan Sukardin (42).
Sebelumnya, pada Senin, tanggal 18 Juli kemarin, sekitar pukul 12.00 Wita, kapal tersebut berangkat dari Kwandang, Kabupaten Gorontalo Utara dan menuju Toli-Toli dan pada pukul 16.00 Wita kapal mengalami mati mesin di perairan Sulawesi.
Pewarta: Adiwinata Solihin
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018