Pantauan Antara di lapangan, lonjakan arus lalu lintas yang keluar dari Cikampek menuju Pamanukan mulai terasa sejak sore hari dan terus berlangsung sampai menjelang tengah malam.
Sejumlah pengendara yang ditemui di SPBU Losarang mengatakan, kepadatan terjadi di jalan arteri sepanjang Bekasi, Tambun sampai Cikampek sehingga waktu tempuh dua kali lebih lama dari biasanya.
"Dari Tambun sampai Losarang sampai delapan jam, padahal biasanya cukup empat jam," kata Andreas, warga Cilimus, Kuningan yang baru silaturahim ke Bekasi. Ia mengungkapkan, kepadatan terjadi karena semua bus malam melalui jalan arteri.
Hal senada diungkap, Sofyan yang memutuskan beristirahat di SPBU. Ia mengaku mau masuk dari Jatiwaringin tetapi ditutup sehingga menggunakan jalur Kalimalang.
"Hampir 8 jam perjalanan setengahnya berjuang menembus sampai Cikampek, setelah Cikampek lancar, katanya.
Kepadatan kendaraan pribadi dan bus juga terjadi di Jalan Raya Palimanan, Brigjen Darsono atau Jalan By Pass Cirebon, serta Jalan Raya Kanci yang menuju ke Jawa Tengah.
Di lain pihak, sejumlah restoran di Pantura Subang dan Indramayu menjadi kebanjiran pembeli karena kedatangan bus-bus malam yang biasanya memasuki jalan tol.
Asep Gunawan, salah satu pengelola rumah makan Niki di Gempolsari Subang, mengakui adanya penutupan membuat banyak kendaraan pribadi dan bus yang mampir untuk makan, namun lonjakannya tidak sebanyak saat pengalihan arus mudik sebelum Lebaran.
"Pada H-2 dan H-3 kemarin saat pengalihan arus mudik dari tol ke arteri Pantura juga membuat omzet meningkat tiga kali lipat," katanya.
Selasa atau H+3 ini diperkirakan merupakan puncak arus balik karena kendaraan yang melintas di Gerbang Tol Palimanan keluar dan masuk, pada Selasa 18 Juni pukul 14.00 WIB sebanyak 36.102 unit kendaraan. Jumlah itu naik 7.53 persen dari hari Senin (18/5) siang pukul 14.00 WIB yang mencapai 33.573 unit.
Sampai tengah malam nanti diperkirakan baru melintas 40 persen kendaraan mudik yang kembali ke arah Jakarta dari 528.957 total arus mudik yang melintas di Tol Cipali.
Pewarta: Budi Santoso
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018