Manila (ANTARA News) - Negara-negara ASEAN sepakat untuk melakukan langkah nyata guna membahas upaya untuk mewujudkan wilayah bebas nuklir di kawasan Asia Tenggara dalam lima tahun mendatang. Pernyataan tersebut dikemukakan oleh Sekretaris Jenderal Departemen Luar Negeri RI, Imron Cottan, ketika ditemui di sela perundingan protokol Kesepakatan Wilayah Bebas Senjata Nuklir Asia Tenggara (SEANWFZ) di Manila, Sabtu. "Sudah...semua usul kita juga diterima, tidak ada masalah," katanya. Sebelumnya, Indonesia mengusulkan supaya ASEAN melakukan konsultasi dengan negara pemilik senjata nuklir --Rusia, Prancis, Inggris, Amerika Serikat dan China-- untuk menjadi bagian dari Kesepakatan Wilayah Bebas Nuklir Asia Tenggara. Menurut Imron, sekalipun masih ada sejumlah permasalahan yang belum mencapai kesepakatan dan masih dalam proses perundingan, misalnya tentang transit, kunjungan di pelabuhan/Bandara dan kedaulatan, Indonesia mengusulkan supaya perundingan dilanjutkan. "Itu kan belum `settle`, tapi kita usulkan supaya kita lakukan konsultasi dengan negara pemilik senjata nuklir tanpa harus menunggu," katanya. Sejumlah langkah nyata yang harus dilakukan oleh negara peserta Kesepakatan Wilayah Bebas Senjata Nuklir di Asia Tenggara dalam lima tahun terakhir antara lain adalah mendukung seluruh negara peserta untuk menyelesaikan ketentuan keamanan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) dan konvensi pemberitahuan dini mengenai kecelakaan nuklir. Kemudian melanjutkan perundingan untuk mencapai konsensus secepat mungkin mengenai empat isu utama yaitu masalah transit rights dan port/airfield visits, kedaulatan, daerah berlaku dan jaminan keamanan. ASEAN juga sepakat untuk melanjutkan konsultasi dengan lima negara pemilik senjata nuklir jika ASEAN telah mencapai konsensus guna mengatasi empat isu utama itu. ASEAN juga menggarisbawahi arti pentingnya tetap menjalin kerjasama dengan IAEA. Sementara itu ketika dihubungi di tempat terpisah, Direktur Urusan Politik Deplu RI Ngurah Swajaya mengatakan bahwa China telah menunjukkan kesediaan untuk turut mematuhi Kesepakatan Wilayah Bebas Nuklir Asia Tenggara. "Kami berharap negara-negara yang lain dapat mengikuti. Kami juga berharap ASEAN dapat mencapai kesepakatan untuk menyelesaikan perbedaan yang ada (mengenai empat isu utama) dalam lima tahun," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007