Sidoarjo (ANTARA News) - Badan Penanggulangan Lumpur Sidorjo (BPLS) mulai melakukan pengerukan sedimen lumpur hasil pembuangan luapan lumpur Lapindo Brantas Inc. dari "spillway" (saluran pelimpah) ke Kali Porong Sidoarjo yang sudah menumpuk, Sabtu. Pengerukan itu dilakukan karena ketinggian endapan sudah sangat tebal dan mengakibatkan Kali Porong mengalami pendangkalan, utamanya di areal yang berada di dekat spillway di Desa Pejarakan Kecamatan Jabon. Berdasarkan pantauan di lapangan, luasan endapan tersebut mencapai radius sekitar 25 meter dari pipa pembuangan lumpur spillway. Petugas BPLS menempatkan satu unit eskaponton di Kali Porong untuk mengeruk endapan tersebut. "Baru upaya itu yang bisa kami lakukan untuk mengurangi endapan lumpur yang terjadi di Kali Porong, tepatnya di bawah saluran pipa pembuangan spillway. Ini terus dilakukan sambil menunggu musim penghujan datang," kata Humas BPLS, Ahmad Zulkarnaen. Menurut dia, sedikitnya debit air di Kali Porong membuat upaya penggelontoran cukup terkendala. Saat ini debit air di Kali Porong prosentasenya lebih banyak dipakai untuk air minum PDAM serta saluran irigasi. "Air yang mengalir ke Kali Porong debitnya sedikit dan tidak cukup untuk dilakukan penggelontoran," kata Zulkarnaen. Sementara itu, lumpur panas yang keluar dari pusat semburan, beberapa hari ini mulai ada perubahan yakni bertambah pekat, karena kandungan air yang biasa menyertai lumpur panas mulai berkurang. Akibat kurangnya debit air itu membuat kesulitan tersendiri untuk kelancaran mengalirkan lumpur ke spillway. Beberapa eskavator long arm yang ditempatkan di kanal lumpur dan berfungsi mengaduk serta mengarahkan lumpur ke spillway tidak berfungsi maksimal. Selain itu, dua unit pompa jenis Toyo yang ditempatkan di pond pengendali (intake) tidak bisa berfungsi maksimal, karena pasokan air dari Kali Porong ke pond intake yang bertujuan untuk mencairkan lumpur agar bisa disedot dan dibuang langsung ke Kali Porong tidak bisa dilaksanakan secara maksimal pula. Hal ini, karena debit air Kali Porong sedikit. Humas BPLS, Ahmad Zulkarnaen mengakui, kondisi seperti ini membuat pihaknya bekerja lebih keras agar lumpur tetap bisa diarahkan ke selatan pusat semburan menuju ke spillway.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007