Washington (ANTARA News) - Amerika Serikat berencana melakukan serangkaian kesepakatan penjualan senjata senilai sedikitnya 20 miliar dolar dengan Arab Saudi dan lima negara Teluk Persia yang kaya minyak lainnya.Rencana itu juga termasuk paket bantuan militer sepuluh-tahunan baru kepada Israel dan Mesir, kata The Washington Post, Sabtu mengutip pernyataan pejabat AS yang tak disebut namanya. Kesepakatan-kesepatan itu bertujuan meningkatkan kemampuan sekutu-sekutu AS di Timur Tengah dan dalam rangka menghadapi sikap `Iran yang makin agresif`, kata seorang pejabat pemerintah. Kesepakatan-kesepakatan penjualan senjata itu, yang termasuk penjualan berbagai sistem persenjataan canggih, akan menjadi perundingan terbesar yang dilakukan pemerintah AS sekarang, kata The Washington Post. Perjanjian-perjanjian bantuan militer akan mengucurkan bantuan baru AS senilai 30 miliar dolar kepada Israel dan 13 miliar dolar kepada Mesir selama 10 tahun, kata harian itu. Para pejabat tersebut mengatakan, senjata-senjata yang dijual ke Arab Saudi diperkirakan termasuk rudal dari udara ke udara di samping mesiu-mesiu serangan langsung gabungan (JDAM), yang termasuk bom-bom standar yang dipandu dengan alat presisi cerdik, kata laporan itu. Mereka mengatakan, tujuan bantuan paket militer dan penjualan senjata tersebut dimaksudkan untuk memperkokoh negara-negara pro Barat menghadapi Iran, pada saat rezim garis keras Iran melakukan unjuk kekuatan di kawasan itu, kata koran tersebut menambahkan. "Ini adalah perkembangan besar, sebab hal itu merupakan bagian terbesar dari strategi kawasan dan memelihara kehadiran kekuatan AS di kawasan tersebut," kata The Washington Post mengutip seorang pejabat senior pemerintahan. Kesepakatan penjualan senjata tersebut sekarang masih dalam pembahasan selama berbulan-bulan, meskipun AS tidak setuju dengan dukungan Arab Saudi kepada pemerintah Irak dan membawa Muslim Sunni Irak ke dalam proses rekonsiliasi, kata laporan itu. Rencana-rencana pemerintah akan diumumkan Senin menjelang kunjungan Menteri Luar Negeri AS, Condoleezza Rice, dan Menteri Pertahanan Ribert Gates ke Timur Tengah pekan depan, kata laporan Washington Post. Para pejabat Kementerian Luar Negeri dan Pentagon mulai memberikan penjelasan kepada anggota penting Kongres mengenai rencana-rencana sejak pekan lalu, demikian suratkabar itu.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007