Antara yang mengunjungi Tanjung Lesung, Minggu (17/6), mendapati hutan bakau tumbuh subur di lahan rawa dan perairan payau yang ada di kiri dan kanan bahu jalan raya sekitar sembilan kilometer menjelang tiba di jalan masuk area destinasi wisata pantai itu.
Hutan bakau (mangrove) yang terbentang ratusan meter di sisi jalan raya sejak sebelum jembatan kedua Desa Ciseket hingga Jembatan Citeureup I, Desa Citeureup, Kecamatan Panimbang itu, menambah pesona sepanjang perjalanan menuju Tanjung Lesung.
Menjelang tiba di jembatan sepanjang 24,9 meter yang menjadi tanggung jawab Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional VI Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat itu, Pemkab Pandeglang memasang papan peringatan agar warga ikut melestarikan bakau.
Papan peringatan yang dipasang instansi terkait di sisi kiri bahu jalan yang telah dilengkapi dinding beton untuk melindungi jalan dari ancaman abrasi itu bertuliskan: "Jagalah! Kelestarian `mangrove` kita untuk generasi sekarang dan yang akan datang".
Menurut literatur, hutan bakau memiliki banyak manfaat. Selain melindungi daratan dari ancaman abrasi air laut dan tsunami, hutan bakau juga menjaga mutu air, menjadi habitat berbagai makhluk hidup, dan membantu upaya pengembangan tempat wisata.
Melakukan perjalanan ke Tanjung Lesung dari kawasan wisata pantai Anyer-Karang Bolong-Carita, para wisatawan yang umumnya datang dengan mobil pribadi, bus, dan sepeda motor itu tak hanya disuguhi hutan bakau tetapi juga hamparan sawah yang menghijau.
Hamparan sawah menghijau selain pemandangan pantai, rumah-rumah penduduk, hotel dan aneka penginapan, dan restoran itu mudah dijumpai setelah melintasi gerbang "Selamat Datang di Kabupaten Pandeglang" dengan ikon patung badak jawa bercula satu di bagian atasnya.
Memasuki hari ketiga Lebaran, Minggu, kemacetan panjang menghadang para wisatawan Nusantara yang memadati puluhan destinasi pantai di sepanjang jalur wisata Tanjung Lesung-Carita-Karang Bolong-Anyer, Provinsi Banten.
Kepadatan pengunjung yang umumnya datang dengan mobil pribadi, bus pariwisata dan bus umum antarkota-antarprovinsi, serta sepada motor itu menyebabkan kemacetan hingga belasan kilometer di jalan nasional sepanjang 105 kilometer tersebut.
Akibatnya, waktu tempuh antara Cilegon-Tanjung Lesung mencapai delapan jam. Dalam kondisi lalu lintas normal, jarak tempuh Cilegon-Tanjung Lesung adalah sekitar 2,5 jam.
Pewarta: Rahmad Nasution
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018