Jenewa (ANTARA News) - Sebanyak empat juta anak di bawah usia lima tahun (balita) tewas setiap tahun akibat bahaya lingkungan, termasuk air dan udara tercemar atau keracunan bahan kimia, kata Badan Kesehatan Dunia (WHO). Keracunan, infeksi saluran pernapasan akut, diare dan malaria yang disebabkan nyamuk yang berkembang subur di air kotor menjadi penyebab sebagian besar kematian itu, kata badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tersebut dalam sebuah laporan teknis. "Ini merupakan sesuatu yang berdasarkan intuisi selalu kita akui, namun kita tidak pernah menetapkan jumlahnya," kata ahli WHO, Jenny Pronczuk, dalam jumpa persnya, Jumat (27/7). Sekitar 30 persen dari penyakit dan kematian pada anak-anak yang terkena penyakit bisa disebut karena faktor lingkungan, kata laporan itu. Namun, bahan kimia memiliki dampak berbeda ketika anak-anak tumbuh, dan seringkali efek racunnya ketika di rahim hanya berkembang kemudian pada saat remaja, kata WHO dalam laporan itu, yang disusun oleh 24 ahli ilmiah. "Sebagai misal jika anda melihat peracunan timah, dampaknya akan berbeda jika anak terkena di rahim karena timah dari ibu bergerak memasuki tulang-tulang anak," kata Pronczuk. Afrika adalah kawasan dengan jumlah terbesar penyakit yang berkaitan dengan lingkungan, disusul kemudian oleh daerah-daerah Asia Tenggara, tambah ahli tersebut, demikian kutipan AFP. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007