Jakarta (ANTARA News) - Masyarakat menyambut positif mekanisme parkir terpusat di Taman Impian Jaya Ancol sepanjang libur Lebaran pada 16-18 Juni 2018.

"Saya sih senang dengan sistem parkir terpusat seperti ini karena memudahkan kalau sedang padat seperti saat ini," kata Didi, salah satu pengunjung yang ditemui Ancol pada Sabtu.

Didi datang bersama 8 orang anggota keluarganya menggunakan mobil pribadi dari Bekasi. Ia pun baru pertama kalinya mengunjungi Ancol.

Pada 16-18 Juni 2018, setiap pengunjung yang menggunakan kendaraan pribadi baik roda dua atau lebih akan langsung diarahkan ke empat kantong parkir yang tersedia.

Keempat kantor parkir itu ada di Pantai Carnaval, area tengah, wahana Gondola, dan Pantai Festival yang mampu menampung 12 ribu kendaraan roda empat dan 17 ribu kendaraan roda dua.

Baca juga: Ancol targetkan 1,15 juta pengunjung libur lebaran

"Untuk pergi ke satu lokasi ke lokasi lain di Ancol, manajemen menyediakan 120 bus "wara wiri" yang dilengkapi dengan 'tour guide' dan beroperasi mulai pukul 05.00 - 24.00 secara gratis bagi semua pengunjung Ancol," kata Manager Corporate Communication PT Pembangunan Jaya Ancol Rika Lestari.

Bus wara-wiri itu terbagi atas 3: bus ukuran besar dengan kapasitas 60 orang melayani jalur utara: Taman Lumba-Lumba-Bundaran Timur-Beach Pool-Bende-Carnaval; bus ukuran sedang dengan kapasitas 40 orang melayani jalur Selatan: Gondola-Pasar Seni-Ecovention-Dufan; dan mobil minibus khusus untuk ibu hamil dan penyandang disabilitas.

"Sistem parkir terpusat ini sudah kami berlakukan 4 tahun terakhir saat musim liburan, selain bus wara-wiri sebanyak 120 unit, ada juga 5 mobil khusus untuk difabel dan ibu hamil," ungkap Rita.

Karena harus menggunakan bus wara-wiri, pengunjung harus sabar mengantri di halte untuk bisa naik bus tersebut. Jarak perhentian bus yang sebenarnya dekat pun membutuhkan waktu yang cukup lama karena bus mengantri untuk menaikkan dan menurunkan penumpang.

Ika (35) yang datang ke Ancol bersama suami dan kedua anaknya menggunakan kendaraan umum juga mengaku terbantu dengan fasilitas bus wara-wiri tersebut. Namun berbeda dengan Didi dan Ika, Wanti (32) seorang guru TK dari Bekasi mengungkapkan bahwa menggunakan sistem parkir terpusat dapat melelahkan khususnya bagi mereka yang membawa bayi.

Baca juga: Pengunjung Ancol tidak khawatir soal isu buaya muara

"Kalau bawa anak kecil agar kerepotan karena kan dari mobil harus naik bus membawa makanan, barang dan 'stroler' tapi memang kalau ramai seperti ini lokasi istirahat jadi lebih banyak dengan sistem parkir terpusat," kata Wanti.

Wanti yang kerap berlibur di pantai Ancol menyarankan agar pengelola menambah tempat berteduh bagi pengunjung.

"Tempat berteduh kurang memadai, meski di pantai memang panas tapi misalnya bisa menambah tenda, karena sulit menemukan lokasi yang 'adem' untuk menggelar tikar di pantai," tambah Wanti.

Para pengunjung dapat membawa tikar pribadi maupun menywa tikar Rp20 ribu sepuasnya kepada penjual jasa penyewaan tikar di sepanjang "beach pool".

Baca juga: Pengunjung Ancol siang ini sudah tembus 60 ribu

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018