Banjarmasin (ANTARA News) - Menjadi pakar telematika ternama di Indonesia tidak membuat Kanjeng Raden Mas Tumenggung Roy Suryo Notodiprojo, merasa telah kampiun dalam bidang teknologi informasi dan multimedia.
Pria yang akrab dipanggil Roy Suryo itu mengaku harus terus-terusan belajar, karena teknologi informasi dan multimmedia berkembang amat cepat. Lengah sebentar saja bakal ketinggalan.
Lulusan jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Gajah Mada itu mengakui tidak pernah belajar secara khusus masalah teknologi informasi, ia mendalaminya secara otodidak.
Bagi Roy Suryo proses belajar tak harus melalui bangku formal. "Ketika saya berbicara dengan anda, saya juga tengah belajar," kata Roy Suryo, saat sosialisasi Rancangan Undang-undang (RUU) Informasi dan Transaksi Elekronika (ITE), di Hotel Arum Banjarmasin, kemarin.
Menurut dosen komunikasi dan fotografi ini, Indonesia sebenarnya memiliki begitu banyak ahli teknologi informasi dan telekomunikasi, hanya saja enggan memunculkan dirinya.
"Para ahli itu seringpula mengeluarkan buah pikirannya, tetapi ketika ingin dikutip jati dirinya oleh media massa selalu mengelak," tambah kader Partai Demokrat itu. Hanya Roy Suryo yang sudi memberikan pernyataan kepada media.
Dalam diskusi di Banjarmasin, kolektor kamera dan alat rekam gambar ini mengingatkan agar masyarakat hati-hati dalam memanfaatkan perangkat teknologi komunikasi dan multimedia, karena bila salah bukan saja mempermalukan diri sendiri, tapi juga orang lain.
"Banyak video porno yang beredar di masyarakat, buah hasil pemanfaatan perangkat teknologi yang salah," kata pria yang aktif di kepengurusan Perhimpunan Penggemar Mobil Kuno Indonesia (PPMKI), dan Federasi Perkumpulan Seni Foto Indonesia (FPSI) ini.
Roy juga mengingatkan, kejahatan transaksi elekronik kian meningkat belakangan ini, baik melalui internet, kartu kredit, dan kartu ATM.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007