Jakarta (ANTARA News) - Sosiolog Universitas Ibnu Chaldun Jakarta Musni Umar mengatakan fenomena mudik tidak hanya berdampak sosial dan ekonomi tetapi juga mempersatukan anak bangsa.

"Mudik tidak hanya mengandung fenomena sosial sebagai implementasi dari keyakinan teologis, tetapi memberi kebaikan bagi masyarakat, bangsa dan negara karena menjadi medium pemersatu dan memberi sumbangsih yang positif bagi peningkatan ekonomi di desa (kampung)," kata sosiolog Universitas Ibnu Chaldun Jakarta Musni Umar di Jakarta, Kamis (14/6).

Lebih lanjut Musni mengatakan tujuan utama mudik tidak lain dan tidak bukan kecuali untuk merekatkan silaturrahim, menyatukan yang terpisah dan mendekatkan jarak.

Menurut Musni, mudik juga memberi dampak ekonomi bagi keluarga terdekat dan jauh serta masyarakat desa.

Setidaknya ada lima dampak ekonomi bagi mudik. Pertama, pemudik membawa uang ke kampung. "Mereka membayar zakat fitrah, zakat harta (maal), infak dan sadaqah, sehingga ekonomi di desa menggeliat," kata Musni.

Kedua, pemudik berbelanja. Dampaknya ekonomi di desa hidup dan otomatis masyarakat desa mendapatkan manfaat ekonomi.

Ketiga, pemudik terutama yang sukses di perantauan, bisa dimintai bantuan untuk ikut membangun desa (kampung).

Keempat, hotel dan penginapan serta tempat-tempat wisata, ikut memanen rezeki dampak dari mudik hari raya Idul Fitri karena para pemudik pasti membutuhkan hotel dan penginapan untuk istirahat dan tidur serta berwisata.

Kelima, restoran dan warung pasti ramai dikunjungi para pemudik untuk makan.

Baca juga: Mudik dengan mobil barang, hemat tetapi berbahaya
Baca juga: Mereka yang bersepeda motor di Jalur Pantura Brebes

Pewarta: Jaka Sugianta
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2018