Surabay (ANTARA News) - Sebanyak 73.515 pemudik berangkat dari Terminal Purabaya Surabaya, Jawa Timur saat puncak arus mudik di terminal itu pada Rabu (13/6).

Kepala Sub Unit Terminal Purabaya Surabaya Hardjo,?Kamis mengatakan pemudik paling banyak dengan tujuan Surabaya ke Yogyakarta untuk bus antar kota antar provinsi (AKAP) dan Surabaya-Jember-Banyuwangi untuk bus antar kota dalam provinsi (AKDP).

"Pada puncak arus mudik di Terminal Purabaya terjadi pada hari Rabu kemarin dengan jumlah 73 ribu lebih penumpang. Hari ini masih mengalir tapi tidak sederas kemarin," kata Hardjo.

Hardjo mengungkapkan, jumlah pemudik itu naik 24 persen dibanding tahun lalu pada saat H-8 dan H-2 Lebaran. Sementara untuk jumlah penumpang pada saat puncak arus mudik mengalami kenaikan sebesar 4 persen dibanding tahun 2017 yang berjumlah 71 ribu lebih penumpang.

Adanya mudik gratis yang diadakan di beberapa lokasi di Surabaya dan sekitarnya, menurut Hardjo, ikut berpengaruh terhadap jumlah penumpang yang berangkat melalui Terminal Purabaya.

"Mudik gratis pengaruh karena kalau tidak ada tentu penumpang lebih membludak lagi," katanya.

Dari data yang diperoleh, sebanyak 73.515 dan 1.474 bus yang berangkat pada puncak arus mudik di terminal itu. Penumpang paling banyak ada di jurusan Surabaya-Probolinggo-Banyuwangi dengan 11.261 dan 228 bus ekonomi yang berangkat. Sementara untuk non-ekonomi ada 86 bus yang membawa 3.671 penumpang.

Untuk bus antar kota antar provinsi (AKAP) didominasi penumpang tujuan Solo dan Yogyakarta dengan 10.953 penumpang dan 208 bus ekonomi yang berangkat. Sedangkan untuk non-ekonomi ada 3.211 penumpang dengan jumlah 79 bus.

Sementara itu, ada sebanyak 41.318 penumpang dari 1.333 bus yang datang ke Terminal Purabaya Surabaya pada Rabu (13/6) yang masih didominasi dari arah Yogyakarta dan Banyuwangi.

Hingga pukul 06.00 WIB Kamis, sebanyak 17.612 penumpang dengan 316 bus telah berangkat dari Terminal Purabaya.

Baca juga: Menjadikan Terminal Purabaya serasa bandara

Pewarta: Indra Setiawan/Willy Irawan
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018