Canberra (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Australia, Alexander Downer, menutup kemungkinan perlunya membuka dialog dengan para teroris, dan ia memuji cara Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah di Indonesia dalam mempromosikan "pesan-pesan Muslim moderat" dan mengecilkan eksistensi Jemaah Islamiyah dan Majelis Mujahiddin Indonesia (MMI). "Di tempat seperti Indonesia, mereka (para Muslim moderat) melakukan tugasnya dengan sangat baik," katanya seperti dilaporkan ANTARA News Canberra, Jumat. Pernyataan itu disampaikan Menlu Downer dalam wawancara khususnya dengan Amanda Blair dari Radio 5AA Adelaide hari Kamis (26/7) menjawab pertanyaan tentang peran kalangan Islam moderat di negara-negara seperti Indonesia dalam mengecilkan eksistensi organisasi-organisasi garis keras. Ia mengatakan, kedua organisasi besar Islam dengan jutaan anggota di Indonesia itu sangat baik dan berhasil dalam mempromosikan pesan-pesan Muslim moderat dan mengecilkan kelompok-kelompok Islam ekstrim seperti Jemaah Islamiyah dan MMI. "Di Indonesia mereka (Muslim moderat) melakukan kerja yang sangat bagus. Di Australia dan negara-negara barat lainnya, kalangan Muslim moderatnya harus juga tegak berdiri, keluar dan menyampaikan pesan-pesan moderat tidak hanya di masjid-masjid, sekolah-sekolah dan seterusnya, tetapi juga di media massa utama. Sampaikan kepada masyarakat apa itu Islam moderat," katanya. Untuk membantu upaya itu, Pemerintah Australia, lanjutnya, sedang membentuk satu pusat studi-studi Islam yang direncanakan berpusat di Melbourne, selain mengembangkan dialog-dialog antariman. Mengenai apakah mungkin bernegosiasi dengan para teroris, Menlu Downer secara lugas menjawab "tidak bisa" membuka negosiasi dengan mereka yang disebutnya "ingin menghancurkan dan dalam jangka panjang ingin mengubah Amerika, Eropa Barat dan Australia menjadi masyarakat-masyarakat Islam fundamentalis" yang menjadi tujuan jangka panjang mereka. "... Apa yang ingin mereka lakukan adalah menghancurkan para moderat dan pemerintah-pemerintah sekuler di Dunia Islam seperti Pemerintah Indonesia. Pada dasarnya, mereka ingin menghancurkan itu dan membunuhi rakyat untuk mendukung tujuan-tujuan mereka. Jadi tak banyak (yang dapat diperoleh) dari sebuah negosiasi," katanya. Dalam wawancaranya dengan Menlu Downer itu, Amanda Blair menyampaikan perspektif yang keliru dari banyak pendengar stasiun radionya tentang Islam dan masyarakat Muslim Indonesia. "Saya khawatir karena mereka (pendengar/publik) tidak paham, dan di antara mereka yang menelepon kami hari sebelumnya saat berbicara tentang Jemaah Islamiyah mengatakan bahwa semua orang Indonesia, semua Muslim Indonesia, ingin membunuh kami, dan tentu ini tidaklah demikian," kata Amanda. Menanggapi apa yang disampaikan Amanda, Menlu Downer mengatakan tidak benar seperti itu karena mayoritas Muslim Indonesia yang moderat tidak beda dengan masyarakat Australia yang juga suka menonton acara-acara televisi, seperti pertandingan bola dan kuiz.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007