Jakarta, (Antara News) -- Musim mudik Lebaran pada tahun ini telah berlalu. Ada yang sudah kembali beraktivitas seperti hari-hari biasa, antara lain bekerja di kantor, berdagang, kembali mengurus anak, dan lain sebagainya di perantauan di Jakarta.
Akan tetapi, kenangan mudik tahun ini tentu memberi kesan tersendiri bagi para pemudik, terutama pada kenyamanan dan jaminan keamanan mereka saat perjalanan ke kampung halaman dan kepulangan mereka ke tanah rantau.
Hal demikian seperti cerita salah seorang pemudik, Sri (43), yang pada saat pulang kembali ke Jakarta tampak memanggul sebuah kardus besar melewati ruang keberangkatan kereta di Stasiun Pasar Turi, Surabaya, pekan lalu (23/6).
Ia berangkat menuju kota penghidupannya di Jakarta. Tak hanya dirinya, anak-anaknya pun turut membawa sebuah kardus seukuran karton minuman dalam kemasan yang dibawanya dengan hati-hati.
Raut wajah mereka penuh sukacita. Terbayang oleh mereka dapat berkumpul kembali bersama keluarga besar tercinta dan membawa oleh-oleh berukuran besar. Petis, kerupuk udang, terasi, adalah sebagian dari oleh-oleh yang dibawa mereka untuk mengingat rasa masakan dari kota asalnya di Sidoarjo.
"Supaya ingat rasanya, 'tombo' (obat) kangen," ujar dia.
Sri dan anak-anaknya sudah menetap selama tujuh tahun di Jakarta. Dalam sehari-hari, dia menjajakan makanan di kawasan Jatinegara.
Meski sudah lama menetap di Jakarta, rasa kangen terhadap keluarga tak mudah untuk dilaluinya. Setiap memiliki kesempatan libur, dia akan pulang barang beberapa hari.
Mudik Lebaran sudah menjadi kewajibannya setahun sekali. Namun, pada Lebaran tahun ini sebagai keempat kalinya dia mengikuti program mudik gratis Badan Usaha Milik Negara di bawah koordinasi pihak PT Jasa Raharja (Persero), dengan menggunakan moda transportasi kereta api.
Dia merasakan betul nyamannya mudik pulang pergi Jakarta-Surabaya menggunakan kereta yang disediakan perusahaan di bawah BUMN itu.
Naik kereta memudahkannya untuk membawa banyak barang untuk oleh-oleh kerabatnya di Jakarta. Dia tak harus berpikir dua kali untuk mengirimkannya dengan kargo khusus, yang membuatnya harus menambah biaya pengiriman.
Kereta yang dinaikinya, KA Jayabaya pun membuatnya cukup merasa nyaman karena bisa duduk lebih leluasa dan lapang, tidak merasa berdesak-desakan seperti saat menaiki kereta api kelas ekonomi biasa. Ditambah lagi, dia dan anak-anaknya mendapat bingkisan khusus sebelum berangkat yang berisi makanan ringan, roti, dan air mineral.
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, dia melihat pemudik yang mengikuti program yang sama dengan dirinya makin bertambah jumlahnya. Awalnya, dia sempat "deg-degan" atau berdebar karena takut tidak berkesempatan mendapatkan kursi duduk, melihat peminat mudik dari Jakarta yang makin banyak.
"Setelah dapat nomor registrasi saya nunggu ada tempat duduk sambil 'deg-degan', takut nggak dapat jatah mudik gratis, kan nggak semua yang daftar itu dapat kesempatan. Tapi Alhamdulillah ya dapat juga karena cepet-cepetan daftar," ujarnya.
Sambutan masyarakat atas kegiatan Mudik Bareng BUMN pada tahun ke tahun tampak sangat tinggi. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, pemudik pada 2018 meningkat sebanyak 74,43 persen. Pada 2017, tercatat 118.220 pemudik mengikuti mudik gratis BUMN. Pada tahun ini, jumlahnya meningkat menjadi 206.209 pemudik.
Jumlah perusahaan di bawah BUMN yang turut berpartisipasi pun sebanyak 62 perusahaan meningkat 121,43 persen jika dibandingkan dengan pada 2017 yang hanya 28 perusahaan.
Peningkatan tersebut juga selaras dengan penambahan moda transportasi yang disiapkan. Tahun ini, sebanyak 3.490 unit bus, 98 unit kapal, 37 unit kereta, dan 52 unit pesawat digunakan untuk mengangkut keseluruhan pemudik. PT Jasa Raharja sendiri telah menyiapkan 620 unit bus, dua unit kapal, dan delapan unit kereta.
Tak hanya soal meningkatkan jumlah kuota dan moda transportasi, PT Jasa Raharja juga berusaha memberikan pelayanan dan jaminan untuk memulangkan kembali para pemudik hingga selamat sampai tujuan. Misalnya, saat salah satu peserta mudik Jasa Raharja sempat ketinggalan kereta KA Jayabaya yang baru saja diberangkatkan.
Peserta mudik tersebut tampak bercucuran keringat, panik karena ditinggal anak-anak dan istrinya yang sudah mendahului masuk kereta. Staf Jasa Raharja, berkoordinasi dengan staf Stasiun Pasar Turi Surabaya, langsung menangani pemudik tersebut agar dapat pulang dengan kereta berikutnya yang menuju Pasar Senen, Jakarta, tanpa perlu beli tiket lagi.
Dari segi pelaksanaan acara mudik, Panji Artha, Kepala Sub Bag Administrasi Klaim Cabang Jawa Timur yang bertugas mengkoordinir acara saat dimintai keterangan melalui aplikasi perpesanan mengungkapkan, hasil pelaksanaan acara mudik gratis BUMN Jasa Raharja hingga kini terbilang sangat memuaskan dan berjalan sesuai dengan prediksi.
"Semuanya berjalan lancar sesuai target, dari Jawa Timur sendiri, 2.500 pemudik kita berangkatkan dengan fasilitas yang sangat nyaman, dan Alhamduilah setiap tahun animo masyarakat kian bertambah," ujarnya.
Dia berharap pada tahun ked epannya, jumlah armada dapat ditingkatkan terus untuk menambah jumlah kuota pemudik, sehingga makin banyak yang dapat merasakan manfaatnya dan menurunkan angka kecelakaan lalu lintas.
Tentunya, bagi para pemudik seperti Sri dan lainnya, untuk kembali mengikuti mudik gratis BUMN yang dikoordinasi PT Jasa Raharja.
Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2018