Manila (ANTARA News) - Presiden Gloria Macapagal Arroyo, yang akan menjadi tuan rumah KTT keamanan terbesar Asia pekan depan, memerintahkan pasukan Filipina menangguhkan serangan terhadap gerilyawan Muslim yang dituduh membunuh 14 marinir dan 10 orang diantaranya dipancung. Panglima militer Jenderal Hermogenes Esperon mengatakan Arroyo ingin memberikan waktu kepada satu tim gabungan yang terdiri dari para pejabat pemerintah, gerilyawan dan satu kelompok non pemerintah untuk menyelesaikan penyelidikan guna memutuskan siapa yang bertanggungjawab atas pembunuhan dan mutilisasi awal bulan ini. "Kami menangguhkan serangan sampai penyelidikan terhadap insiden pemancungan itu selesai," kata Esperon dalam satu jumpa wartawan di sebuah pangkalan udara di kota pelabuhan Zamboanga, Filipina selatan, Jumat. "Kami juga sedang menunggu pengadilan lokal untuk mengeluarkan perintah-perintah penangkapan terhadap mereka yang diduga ikut serta secara aktif dalam pembunuhan itu." Arroyo yang mengenakan rompi kerja dengan tanda kepresidenan, memimpin satu taklimat militer di pangkalan utama militer di selatan, di mana minoritas Muslim berjuang bagi kemerdekaan dari pemerintah pusat selama puluhan tahun. Dubes-dubes Jepang, Kanada dan Bank Dunia mengirim surat kepada pemerintah pekan ini menyatakan kecemasan mereka akan kemungkinan serangan militer di selatan, di mana mereka memiliki proyek-proyek bantuan. Arroyo, yang juga panglima tertinggi angkatan bersenjata akan menjadi tuan rumah para menlu asing dari Jepang, China, Uni Eropa dan 24 negara lain pekan depan dimana mereka berkumpul di Manila untuk berunding. Harapan-harapan Filipina yang berpenduduk mayoritas Katolik itu bagi pemulaian segera perundingan-perundingan perdamaian dengan Front Pembebasan Islam Moro (MILF), kelompok gerilyawan Muslim terbesar negara itu, terganggu akibat serangan 10 Juli di pulau Basilan, Filipina selatan yang menewaskan 14 Marinir. MILF mengatakan militer seharusnya mememberitahu mereka bahwa tentara-tentara memasuki wilayah mereka dan gerilyawan itu membantah bahwa para anggota mereka memotong mayat-mayat prajurit itu. Pada Jumat polisi lokal mengajukan tuduhan-tuduhan pembunuhan terhadap 40 anggota MILF dan kelompok garis keras Abu Sayyaf, yang diduga berada di belakang pemancungan 10 Marinir itu.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007