Menurut Putri S, satu petugas pintu masuk tol Gerbang Ngemplak Boyolali, jumlah kendaraan dari arah Barat (Semarang) melalui pintu Gerbang Ngemplak sejak pukul 06.00 WIB hingga 13.00 WIB rata-rata mencapai 200 unit kendaraan per jam.
"Kami mendata ada 200 kendaraan pribadi per jam yang melintas pintu Gerbang Ngemplak menuju Sragen atau Ngawi. Jumlah itu, mengalami peningkatan sekitar 20 persen dibanding pada H-3 Lebaran," kata Putri.
Putri mengakui masih banyak pengguna tol yang melintas pintu Gerbang Ngemplak berhenti di mesin pembayaran tol untuk menggesekkan kartu karena mereka belum tahu jika masih digratikan.
"Namun, pemudik juga sudah banyak yang tahu, sehingga saat melintas gerbang tol mereka langsung membawa laju kendaraannya," kata Putri.
Kepala Polres Boyolali AKBP Aries Andhi mengatakan arus lalu lintas terutama pemudik di Boyolali jika kondisi normal rata-rata sebanyak 15 unit kendaraan roda empat per menit, tetapi jika kondisi padat mencapai 40 unit kendaraan per menit.
Menurut Kapolres arus lalu lintas dari arah barat (Semarang) di Tengaran Ampel sempat terjadi penumpukan pada Senin (11/6), atau pada H-4 Lebaran. Namun, setelah dilakukan dua kali pembukaan arus lalu lintas kembali lancar. Kebanyakan mobil pribadi berplat nomor luar kota.
Kapolres menjelaskan volume kendaraan pada arus mudik tahun ini, ada peningkatan sekitar 10 persen dibanding Lebaran tahun sebelumnya. Namun, dengan adanya jalan tol arus kendaraan lebih lancar dan cepat waktu yang dibutuhkan sehingga tol sangat efektif.
Menurut Kapolres dengan difungsikan jalan tol Salatiga-Solo juga sangat membantu kepadatan arus lalu lintas di dalam Kota Boyolali terutama dari arah barat (Semarang). Arus lalu lintas di Boyolali berkurang sekitar 50 persen karena pemudik dengan kendaraan pribadi sebagian melalui tol fungsional, sehingga arus lalu lintas di dalam kota lancar.
"Tol fungsional Salatiga-Solo sangat membantu sekali meski hanya dibuka mulai pukul 06.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB. Faktanya jumlah kendaraan yang melalui jalur utama Semarang-Solo di Boyolali mengalami penurunan sekitar 50 persen," kata Kapolres.
Kapolres mengatakan pemudik bersepeda motor berkurang drastis, karena banyak kegiatan mudik bersama yang difasilitasi beberapa BUMN seperti pemudik dengan naik bus dan sepeda motornya dinaikan truk serta kereta api. Hal ini, sangat membantu masyarakat sehingga pemudik sepeda motor sangat sedikit dibanding tahun lalu.
"Kami selalu memperhatikan arus lalu lintas baik kelancaran maupun keamanannya, tetapi juga mempertimbangkan sosial masyarakat di Boyolali," kata Kapolres.
Baca juga: Kendaraan pemudik mengular dari Boyolali hingga Bawen
Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018