Jakarta (ANTARA News) - Volume rata-rata sampah mulai 1 hingga 26 Ramadan yang masuk ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang menjadi 7.999 ton per hari, naik 289 ton/hari atau meningkat empat persen dibanding hari biasa.


Menurut Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi DKI Jakarta, Isnawa Adji rata-rata tonase sampah sebelum bulan Ramadan (Januari hingga Mei 2018) yang masuk ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang berjumlah 7.710 ton per hari.

"Peningkatan tersebut disebabkan perubahan pola konsumsi masyarakat dengan meningkatnya konsumsi pada waktu berbuka puasa dan waktu sahur," kata Isnawa di Jakarta Pusat, Rabu.

Dia mengatakan beberapa jenis sampah yang mengalami peningkatan itu sebagian besar berupa sampah rumah tangga, seperti sayur-mayur, buah-buahan, plastik serta pembungkus makanan lainnya.

"Walaupun ada peningkatan timbunan sampah saat bulan Ramadan, keadaan demikian akan berbalik turun saat pra dan pasca Lebaran (H-6 hingga H+6 Lebaran), mengingat sudah dimulainya cuti bersama dan libur Lebaran. Saat itu banyak warga yang pergi mudik," kata Isnawa.

DLH Provinsi DKI Jakarta memperkirakan puncak tonase penanganan sampah akan terjadi pada H+7, H+8, H+9 dan H+10 Lebaran, dan setelahnya kembali ke rata-rata timbunan normal.

Peningkatan tonase tersebut disebabkan sebagian besar warga Jakarta kembali dari kampung halamannya masing-masing.

"Kemudian, tukang gerobak sampah yang sempat mudik juga sudah kembali bertugas, sehingga tumpukan-tumpukan sampah yang sempat tertinggal di tempat sampah rumah tangga mulai dikirim ke tempat penampungan sementara (TPS)," kata Isnawa.

Pewarta: Susylo Asmalyah
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018