Jakarta (ANTARA News) - Harga saham-saham unggulan di Bursa Efek Jakarta (BEJ) berguguran pada perdagangan Jumat, sehingga Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi tajam setelah para investor kembali mengambil untung (profit taking) ditengah memburuknya kinerja bursa regional.IHSG BEJ ditutup terjun ke level 2.298,414 atau 66,849 poin (2,83 persen) lebih rendah dari posisi penutupan perdagangan Kamis. Indeks LQ-45 juga melemah 14,874 poin (3,04 persen) ke posisi 473,908.Total transaksi pada perdagangan hari terakhir di pekan ini tercatat mencapai volume 6,652 miliar saham dengan nilai mencapai Rp5,795 triliun. Sebanyak 198 saham ditutup melemah, hanya 44 saham yang menguat, sedangkan 30 saham aktif lainnya harganya tidak berubah. Analis bursa dari PT Bapindo Bumi Sekuritas, Harry Kurniawan, menyatakan bahwa pengaruh memburuknya harga saham di bursa-bursa regional membuat sebagian besar saham utama di bursa Jakarta mengalami tekanan hebat, meski ia menolak hal itu disebut panic selling."Ini hanya pengaruh bursa regional, karena turunnnya dalam, seolah-olah terjadi panic selling," kata Harry. Sentimen buruk dari bursa regional, menurut Harry, telah dimanfaatkan oleh pelaku pasar di BEJ untuk kembali mengambil untung, terlebih sejak 19 Juli lalu harga saham terus menguat hingga 24 Juli indeks mampu mencapai rekor tertinggi baru 2.400."Beberapa saham naiknya tinggi, wajar saja kalau anjloknya cukup dalam," tambahnya. Harry mengatakan, sentimen beruntun yang bermuara dari merosotnya indeks Wall Street Kamis malam itu, telah berimbas ke bursa Jakarta. Saham-saham di bursa Wall Street tertekan akibat sentimen buruk tingginya angka NPL (kredit bermasalah) sektor perumahan di AS, turunnya penjualan rumah, buruknya penyaluran kredit korporasi, serta tingginya harga minyak yang telah menyentuh 77 dolar AS per barel yang mengkhawatirkan mereka. Meski tidak begitu yakin, Harry memprediksi turunnya saham-saham di bursa Jakarta juga dipengaruhi oleh melemahnya nilai tukar rupiah. "Tidak ada berita yang mempengaruhi indeks, mungkin rupiah yang melemah," tegasnya. Saham-saham unggulan yang memberikan kontribusi besar terhadap melemahnya indeks adalah saham Telkom (TLKM) yang turun Rp300 menjadi Rp10.450, saham Perusahaan Gas Negara (PGAS) turun Rp200 menjadi Rp9.000, Bank BRI (BBRI) turun Rp200 menjadi Rp6.100, Astra Internasional (ASII) turun Rp700 menjadi Rp18.150, Antam (ANTM) turun Rp75 menjadi RP2.625 dan Bumi Resources (BUMI) turun Rp50 menjadi Rp2.700.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007