Kairo (ANTARA News) - Liga Arab (AL) pada Senin (11/6) menyambut pertemuan tingkat tinggi Mekkah yang membawa paket bantuan senilai 2,5 miliar dolar AS untuk perekonomian Jordan yang sedang kesulitan.

Ahmed Aboul-Gheit, sekretaris jenderal Liga Arab, menyatakan rasa terima kasih dan penghargaannya atas upaya-upaya Arab Saudi dalam membina solidaritas Arab.

KTT tersebut mencerminkan semangat kerja sama di antara negara-negara Arab dalam menghadapi tantangan umum pada fase kritis dalam sejarah Arab, Aboul-Gheit mengatakan, mengungkapkan solidaritas Liga Arab dengan Yordania untuk mengatasi krisis saat ini.

Sebelumnya pada Senin pagi, Arab Saudi, Kuwait dan Uni Emirat Arab menjanjikan 2,5 miliar dolar AS untuk mendukung ekonomi Yordania.

Bantuan itu termasuk deposit di Bank Sentral Yordania, jaminan yang akan diberikan kepada Bank Dunia untuk mendukung Yordania, dukungan anggaran selama lima tahun dan pendanaan proyek-proyek pembangunan.

Bantuan itu diumumkan setelah protes melanda seluruh Yordania mengenai kebijakan ekonomi negara itu, dan kondisi keuangan dan ekonomi yang sulit.

Sebagai imbalannya, Yordania menyuarakan penghargaan atas bantuan dari negara-negara Teluk, mengatakan bahwa itu akan membantu mengatasi tantangan yang dihadapi negara tersebut.

Yordania berasal bantuan ekonomi dari tiga negara Teluk

Perdana Menteri Yordania, Omar Razzaz, memberikan komentar setelah bertemu dengan para pemimpin partai politik, di mana ia berterima kasih kepada Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UAE) dan Kuwait untuk bantuan yang mereka janjikan kepada Yordania guna membantu mengatasi tantangan ekonomi.

"Saudara-saudara kami di Arab Saudi, Kuwait, dan UAE mengambil inisiatif untuk mendukung kami dalam situasi yang sulit ini," kata Razzaz.

Juga pada Senin (11/6), Majelis Rendah Parlemen mengatakan sangat menghargai hasil pertemuan Mekkah, yang membahas cara untuk mendukung Yordania mengatasi krisis ekonomi saat ini.

Dalam sebuah pernyataan, Majelis Rendah Parlemen mengatakan bahwa inisiatif raja Saudi untuk mengadakan pertemuan di Mekah berasal dari ketajaman untuk membantu Yordania dan kesadaran akan pentingnya Yordania bagi saudara-saudara Arab, khususnya di wilayah Teluk Arab.

Pernyataan itu menekankan bahwa Yordania, di bawah kepemimpinan Raja Abdullah II, berhasil mengatasi tantangan besar dalam beberapa tahun terakhir, menunjukkan bahwa masuknya migran, termasuk pengungsi Suriah, menempatkan beban berat pada kerajaan.

Ia menambahkan bahwa bantuan yang diberikan kepada Yordan akan memperkuat ekonomi kerajaan dalam meringankan beban yang diakibatkan dari krisis pengungsi Suriah, demikian Xinhua.

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018