Banda Aceh (ANTARA News) - Aceh Cultural Institute (ACI) bekerjasama dengan organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk pendidikan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan (UNESCO) meluncurkan enam judul buku cerita rakyat sebagai bahan bacaan bagi anak-anak sekolah dasar dan lanjutan pertama. Peluncuran buku cerita tersebut dilakukan Dewan Pembina ACI, DR Hasballah M. Saad, yang dihadiri Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Aceh, Anas M. Adam, Kepala Program Kebudayaan UNESCO di Jakarta, Hilma Chuli, dan tokoh pendidikan di Banda Aceh, Jumat. Hasballah, yang juga mantan Menteri Hak Azasi Manusia (HAM), menyatakan bahwa musibah tsunami yang terjadi 26 Desember 2004 mengakibatkan ratusan bahkan ribuan naskah hikayat Aceh hilang dan banyak orang yang mampu bercerita telah meninggal dunia. Penerbitan enam judul buku cerita rakyat itu sebagai upaya menggali kembali secara perlahan hikayat Aceh yang sudah hilang tersebut, meskipun tidak sama seperti naskah aslinya, katanya. Hikayat Aceh perlu digali kembali, karena banyak pesan moral yang bisa dijadikan panutan bagi generasi muda. Setiap buku yang diterbitkan, selalu diakhiri dengan pesan moral yang berguna bagi pembaca, khususnya anak-anak dan remaja. Disebutkannya, ribuan buku cerita yang telah dicetak tersebut nantinya akan dibagi-bagikan kepada lembaga pendidikan di Aceh sebagai bahan bacaan siswa di perpustakaan. Pada acara peluncuran buku itu juga ditampilkan drama yang ceritanya diambil dari salah satu judul buku, yakni legenda "Amat Rhang Manyang" yang dipentaskan oleh anak-anak remaja. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007