Berlin (ANTARA News) - Ketua Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde pada Senin (11/6) menyerang kebijakan-kebijakan perdagangan proteksionis Amerika Serikat dan memperingatkan bahwa awan di atas ekonomi global "semakin gelap".
"Awan terbesar dan tergelap yang kita lihat adalah kemerosotan dalam kepercayaan yang dipicu oleh sebuah upaya untuk menantang cara perdagangan yang dilakukan, di mana hubungan telah ditangani dan di mana organisasi-organisasi multilateral telah beroperasi," kata Lagarde.
Dia membuat pernyataan setelah pertemuan tahunan di Berlin dengan Kanselir Jerman Angela Merkel dan pemimpin organisasi-organisasi ekonomi dunia termasuk Bank Dunia, Organisasi Perdagangan Dunia, Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan, Organisasi Perburuhan Internasional dan Bank Pembangunan Afrika.
IMF memperkirakan ekonomi global akan tumbuh 3,9 persen pada 2018 dan 2019, menandai sedikit peningkatan dari 3,8 persen tahun lalu.
Tapi Lagarde menambahkan: "Awan semakin jelas, yang kami tunjukkan sekitar enam bulan lalu semakin gelap dari hari ke hari, dan saya akan mengatakan, pada akhir pekan."
Menyusul KTT Kelompok Tujuh (G7) selama akhir pekan, Presiden AS Donald Trump secara mengejutkan menarik dukungan bagi deklarasi bersama tentang perdagangan bebas yang ditandatangani bersama dalam pertemuan di Kanada.
Merkel menanggapi ini pada Minggu, mengatakan keputusan Trump pada menit-menit terakhir adalah "menyadarkan" dan "mengecewakan", dan mengancam dengan tindakan-tindakan balasan Uni Eropa dalam perang perdagangan yang meningkat antara kedua kekuatan transatlantik tersebut.
Direktur pelaksana IMF mengatakan bahwa tantangan untuk perdagangan dunia adalah rusaknya kepercayaan bisnis dan menempatkan ekonomi global dalam risiko.
Untuk memastikan multilateralisme yang efektif, Lagarde bersama dengan para pemimpin ekonomi lainnya, menyerukan perhatian global, tanggung jawab global dan solusi global.
"Multilateralisme yang efektif lebih penting dari sebelumnya," kata mereka dalam sebuah pernyataan bersama, demikian Xinhua.
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018