Yogyakarta (ANTARA News) - Rumah Sakit (RS) dr Sardjito Yogyakarta tengah menyiapkan tim yang terdiri dari 80 dokter ahli dan 40 perawat untuk operasi pemisahan bayi kembar siam asal Dusun Karangsari, Desa Punggelan, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, yang dada dan perutnya menyatu. "Bayi kembar siam pada dada dan perut yang lahir di RSUD Banjarnegara, Senin (23/7) dini hari lalu, kemarin siang dipindahkan ke RS Sardjito. Saat ini kami masih memantau kondisi keduanya termasuk kemungkinan ada kelainan fungsi organ," kata Ketua Tim Operasi Pemisahan Kembar Siam, Dr Rochadi SpBA, Jumat. Kedua bayi perempuan yang telah diberi nama Sekar dan Bunga itu adalah putri pasangan Sutarwin (28) dan Ny. Eling (31) warga dusun Karangsari, Desa Puggelan, Banjarnegara. Menurut Rochadi, pemantauan perlu dilakukan untuk menentukan langkah selanjutnya apakah kedua bayi berjenis kelamin perempuan itu harus segera dioperasi untuk pemisahan atau menunggu waktu yang sesuai, yakni usia sembilan bulan dengan berat minimal 10 kilogram. "Pemantauan ini melibatkan berbagai dokter ahli seperti ahli jantung, ahli gizi dan ahli bedah anak. Jika dalam pemantauan tersebut kami menemukan gejala kelainan pada fungsi organ dalam, maka kami harus segera melakukan operasi pemisahan karena jika tidak akan berdampak buruk pada kesehatan keduanya," katanya. Ia mengatakan, memang saat ini kedua bayi tersebut mengalami penurunan berat badan, yakni dari saat lahir seberat 4,2 kilogram menjadi 3,9 kilogram. "Ini berarti masing-masing bayi hanya memiliki berat badan sekitar 1,8 kilogram, cukup riskan untuk dilakukan operasi sehingga kami mengerahkan ahli gizi untuk meningkatkan berat badan keduanya,` katanya. Ia mengatakan pihaknya menargetkan angka keberhasilan 80 persen dalam oeprasi pemisahan bayi kembar siam ini, namun diharapkan dapat mencapai keberhasilan 100 persen. "Sebelumnya kami pernah melakukan operasi pemisahan yang sama dan saat itu faktor keberhasilan hanya 50 persen, tetapi ternyata kami berhasil memisahkan dengan selamat," katanya. Rochadi menambahkan, untuk biaya operasi ini dibutuhkan dana sekitar Rp300 juta, yang akan ditanggung oleh Askeskin dan donatur. "Karena keluarga bayi ini berasal dari keluarga miskin, sangat diharapkan ada pihak-pihak yang peduli membantu meringankan biaya perawatan, selain dari Askeskin," katanya. Ia juga mengharapkan organ dalam bayi gembar siam ini tidak ada yang menyatu sehingga lebih mudah dalam operasi pemisahan. "Jika lever yang menyatu kami masih bisa memisahkannya, tetapi jika jantung yang menyatu cukup sulit dipisahkan. Namun dari deteksi awal tidak ada tanda-tanda jantung menyatu," katanya. (*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007