Denpasar (ANTARA News) - Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr Ketut Suarjaya mengatakan sebanyak 23 puskesmas yang berada di sepanjang jalur mudik di Pulau Dewata disiagakan selama 24 jam.
"Selain itu, puskesmas yang lainnya yang tidak berada di jalur mudik juga siaga, tetapi jam operasionalnya sesuai dengan jam kerja seperti biasa," kata Suarjaya, di Denpasar, Senin.
Di Bali, lanjut dia, total ada 120 puskesmas, 23 diantaranya berada di jalur mudik dan itu siaga 24 jam dari H-7 hingga H+7 Idul Fitri 1439 Hijriah. Sedangkan pelayanan sejumlah puskesmas meskipun tidak berada di jalur mudik, tetap buka dan tidak mengikuti libur cuti bersama.
"Pelayanan kesehatan juga disiagakan pada 24 posko kesehatan terpadu di sepanjang jalur mudik. Untuk setiap posko disiapkan satu dokter, dua perawat, satu ambulans dan sopirnya," ucapnya.
Di samping itu, tambah Suarjaya, 20 rumah sakit yang tersebar di seluruh Bali pun siap untuk melayani para pemudik karena RS tersebut memang selama ini sudah buka 24 jam.
"Saya mendampingi Bapak Sekda Bali Dewa Made Indra, kemarin (10/6) sudah melakukan pengecekan di sejumlah fasilitas pelayanan kesehatan untuk persiapan arus mudik ini dan semuanya sudah siaga," katanya.
Dari pantauan pihaknya, hingga Minggu (10/6) arus pemudik di sejumlah jalur mudik yang dilewati masih tergolong lengang.
"Mungkin mulai sore ini akan mulai terjadi lonjakan pemudik karena hari ini para siswa menerima rapor kenaikan kelas. Bisa jadi para pemudik masih menunggu penerimaan rapor anak-anak mereka," ujar Suarjaya.
Berdasarkan pengalaman arus mudik tahun-tahun sebelumnya, pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pemudik paling banyak karena mengalami kecelakaan lalu lintas, mabuk perjalanan dan sakit panas.
"Oleh karena itu, kami harapkan para pemudik dapat mempersiapkan kondisi fisik dan stamina yang baik sebelum menempuh perjalanan. Kalau memang kondisi kesehatan kurang baik, apalagi akan mengemudikan kendaraan, lebih baik menunda keberangkatan," ucapnya.
Baca juga: Pemudik di terminal Mengwi merasa nyaman
Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2018