Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah mencapai Rp9.200 per dolar AS, Jumat pagi, menyusul terus belanjutnya aksi buru dolar di kalangan pelaku pasar. Nilai tukar rupiah melemah menjadi Rp9.200/9.210 per dolar AS dibandingkan dengan penutupan hari sebelumnya Rp9.108/9.176 atau turun 92 poin. Direktur retail banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib, di Jakarta, mengatakan, Jumat, aktifnya pelaku pasar membeli dolar AS dipicu oleh menguatnya mata uang asing itu terhadap yen. Pelaku asing membeli dolar AS karena mereka menganggap mata uang asing itu sudah saatnya untuk dibeli. Rupiah mendapat tekanan pasar yang cukup besar sehingga terpuruk di level Rp9.200 per dolar meski sempat turun di angka Rp9.195 per dolar AS. Ia mengatakan, BI kemungkinan akan memasuki pasar dan menjaga pergerakan rupiah agar tidak terpuruk lebih tajam, meski kemerosotan rupiah dinilai masih stabil. "Pergerakan rupiah yang cenderung merosot masih dalam tahap wajar, karena posisi rupiah masih berada dalam target yang ditetapkan BI," katanya. Rupiah juga mendapat tekanan pasar saham regional yang merosot, akibat melemahnya bursa Wall Street, setelah data perumahan AS kembali menunjukkan kemerosotan yang menimbulkan kekhawatiran atas pertumbuhan ekonomi negara itu. AS merupakan negara tujuan utama dan menjadi pusat ekspor negara-negara Asia, karena merosotnya data sektor perumahan AS, menimbulkan kekhawatiran atas ekonomi negara tersebut, katanya. Indikator ekonomi AS yang juga melemah antar obligasi AS dan pengetatan kredit menunjukkan ekonomi AS semakin tertekan yang mendorong bank sentral AS (The Fed) akan segera menurunkan suku bunganya. Dolar AS menguat menjadi 119,16 dari sebelumnya 118,02, euro stabil pada level 1,3745 dolar AS. (*)

Copyright © ANTARA 2007