Jatinangor (ANTARA News) - Dosen IPDN, Inu Kencana Syafii, mengatakan pihaknya sangat mendukung ketidakhadiran Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam upacara pengukuhan praja muda dan wisuda IPDN pada 4 Agustus 2007.
"Ketidakhadiran Presiden Yudhoyono merupakan langkah baik untuk menyelamatkan beliau sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan," kata Inu kepada pers di kediamannya di Kompleks IPDN Jatinangor, Sumedang, Jabar, Kamis.
Inu berpendapat, bila SBY tidak hadir berarti merupakan suatu bentuk kepedulian kepada masyarakat dan lembaga IPDN, namun bila SBY hadir, SBY akan kehilangan kewibawaannya sebagai kepala negara serta kepala pemerintahan.
"Yang pasti, Presiden Yudhoyono layak untuk tidak datang ke acara wisuda dan pengukuhan praja muda IPDN dan itu harus merupakan suatu keputusan resmi dari Presiden," katanya.
Sebelumnya dilaporkan, wisuda Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) yang akan dilangsungkan Sabtu (4/8) tidak akan dihadiri Presiden Yudhoyono, meski wisuda IPDN tahun-tahun sebelumnya selalu dihadiri pejabat negara setingkat presiden.
"Kepastian tidak datangnya Presiden Yudhoyono pada wisuda IPDN diungkapkan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Ad Interim, Widodo AS, saat saya melaporkan persiapan penyelenggaraan wisuda ke Mendagri di Jakarta, Selasa (24/7). Untuk mengganti Presiden, wisuda praja akan dilakukan oleh Mendagri," kata Pelaksana Tugas (Plt) Rektor IPDN, Johanis Kaloh, kepada wartawan di Kampus IPDN Jatinangor,Rabu (25/7). (*)
Copyright © ANTARA 2007