Pangkalpinang (ANTARA News) - Kepala Pusat Kedokteran Kesehatan Polri, Brigjen Pol dr Edy Saparwoko SpJP, mengatakan, perekrutan perwira Polri cukup bersih, buktinya ada teman saya perwira bintang dua, anaknya tidak lulus tes perwira polisi di Akpol, sebaliknya ada anak dengan ibu tukang cuci dan anak penarik becak justru lulus.
"Jadi peluang anak dari keluarga kurang mampu untuk bisa lulus menjadi perwira polisi baik melalui jalur Akademi Kepolisian (Akpol) maupun program perwira dari jalur sarjana terbuka lebar, dengan bersihnya proses perekrutan," katanya di Pangkalpinang, Bangka Belitung (Babel), Kamis.
Menurut dia, dengan proses perekrutan yang bersih, institusi Polri tidak lagi hanya tempat bagi orang-orang berduit, melainkan seluruh lapisan masyarakat di Indonesia berpeluang menjadi polisi sesuai kemampuannya.
Kapusdokkes menyatakan, agar bisa lulus menjadi perwira polisi tergantung dari kemampuan diri yang ditunjang dengan kesehatan dan kecakapan.
Institusi Polri akan terus meningkatkan kualitas sumberdaya manusianya melalui proses perekrutan secara benar, bersih dan transparan.
Kedepan tantangan yang dihadapi oleh polisi makin berat sejalan dengan globalisasi, tuntutan masyarakat serta makin beragamnya jenis kejahatan.
Kapolda Bangka Belitung, Brigjen Pol Drs Imam Sudjarwo MSi, membenarkan masuk menjadi perwira polisi bukanlah hal tabu bagi warga dari keluarga kurang mampu.
Di Bangka Belitung ada taruna Akademi Kepolisian yang lulus dan tengah mengikuti pendidikan di Semarang yang berasal dari keluarga buruh pencari timah bukan pengusaha timah.
Ia bisa lulus tes menjadi calon perwira dan selama dua semester mengikuti pendidikan tidak kalah dengan calon lain. Begitu juga dengan pelajarannya tidak ada yang diulangi.
Pihaknya akan berusaha bersih dan transparan dalam melaksanakan tes. Tekad itu sudah diwujudkan dengan membuat spanduk-spanduk ditempat-tempat pendaftaran dan tes bahwa untuk lulus pendidikan polisi tidak dipungut bayaran.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007