Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perindustrian mendukung para perancang mode muda yang berpartisipasi dalam lomba desain Modest Fashion Project (MOFP) 2018 yang diselenggarakan Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) untuk membangun dan memajukan industri busana muslim tanah air.

“Kegiatan MOFP ini tentunya menjadi stimulus bagi para desainer muda untuk membangun start up industri fesyen muslim yang diharapkan mampu menguasai pasar dalam dan luar negeri,” kata Direktur Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kimia, Sandang, Aneka dan Kerajinan Kemenperin Ratna Utarianingrum di Jakarta, Sabtu.

Ratna menyampaikan hal tersebut saat mewakili Dirjen IKM Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih.

Untuk itu, lanjut Ratna, Kemenperin berharap para pemenang lomba dapat bersinergi dengan IKM fesyen muslim dan konveksi, sehingga hasil desainnya tidak hanya menjadi coretan di atas kertas saja, melainkan dapat diproduksi dan dipasarkan secara luas sehingga dapat meningkatkan perekonomian nasional.

Ratna mengatakan hal tersebut sangat penting sebagai salah satu upaya penguatan struktur industri nasional dan intergrasi rantai pasok industri dalam negeri.

Integrasi akan diperkuat dengan suplay bahan baku dari industri tekstil dalam negeri yang akan diwujudkan melalui material center.

Dalam beberapa tahun terakhir, industri fesyen khususnya fesyen muslim tanah air terus menunjukkan pertumbuhan positif. Hal ini ditandai dengan peningkatan kinerja ekspornya dan kontribusinya terhadap PDB nasional.

Berdasarkan data BPS nilai ekspor fesyen periode Januari s.d April 2018 mencapai 4,7 milyar dolar AS, angka ini meningkat 10 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2017 yang hanya mencapai 4,2 milyar dolar AS.

Pada posisi ini Indonesia mampu menguasai 1,9 persen pasar fesyen dunia dan menjadi negara eksportir pakaian jadi ke-14. Sementara untuk kinerja ekspor kulit, produk kulit dan alas kaki, Indonesia berada pada urutan ke sembilan.

“Hal ini tentunya menjadi prestasi yang membanggakan bagi kita semua dan menunjukkan bahwa fesyen tanah air memiliki daya saing yang cukup tinggi di pasar internasional,” tambah Ratna.

Ketua APPMI Rudy Chandra menyampaikan, Indonesia berpeluang menjadi kiblat muslim dunia, mengingat mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim.

“Desain busana muslim di Indonesia juga semakin berkembang. Ini harus kita manfaatkan dengan baik untuk menjadikan Indonesia sebagai kiblat muslim dunia di 2020, jangan sampai ide ini malah diambil negara lain,” ungkap Rudy.

Beberapa hal yang perlu dipersiapkan untuk mencapai cita-cita itu adalah menumbuhkan bibit-bibit perancang busana muslim muda untuk terus meningkatkan kreativitasnya.

Sementara itu, para perancang busana senior dapat berkontribusi melalui keikutsertaan mereka dalam ajang mode internasional.

“Kalau mereka pameran busana ke luar negeri, itu mereka bisa sekaligus mempromosikan produk-produk muslim asal Indonesia di mata dunia,” tukasnya.

Pada ajang MOFP 2018 ini, terpilih 17 dari 130 perancang busana muda yang akan menampilkan rancangan busananya pada Ramadan Runway di Kota Kasablanka, Jakarta.

Para juri akan memilih empat orang juara untuk selanjutnya dapat semakin mengembangkan talenta dan bisnisnya dibidang mode yang akan mendapat dukungan pembinaan dan promosi produk di dalam maupun luar negeri dari Kemenperin dan APPMI.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018