Jakarta (ANTARA News) - Konsorsium perbankan nasional yang terdiri atas BNI, Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Mandiri dan Bank DKI akan membiayai sebagian besar proyek monorail, yang semula akan ditangani oleh Dubai Islamic Bank (DIB). "Kita memutuskan untuk tidak menerima tawaran dari Dubai Islamic Bank, karena alasan regulasi dan administrasi," ungkap Dirut PT Jakarta Monorail (JM) Sukmawati Syukur usai melakukan rapat pembangunan monorail yang dipimpin Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla di Jakarta, Kamis. Ia mengungkapkan, penangguhan terhadap penawaran DIB dalam proyek senilai 480 juta dolar AS itu karena DIB mensyaratkan agar jaminan BOT selama 30 tahun dari Pemerintah DKI, dialihkan penjaminannya ke luar negeri. "Hal itu tidak bisa dilaksanakan, karena aturan perundang-undangannya belum ada. Jika UU Sukuk sudah ada maka hal itu dapat dilaksanakan, tetapi menunggu undang-undang itu jadi, kan memerlukan waktu padahal target kita pada 2010 monorail sudah harus beroperasi," tutur Sukmawati. Karena itu, tambah dia, daripada menunggu adanya UU Sukuk (obligasi syariah) maka diputuskan untuk menggunakan dana-dana dalam negeri yang cukup banyak dan likuid. Sementara itu, Sekretaris Daerah Propinsi DKI Ritola Tasmaya mengungkapkan, dalam rapat tersebut Wapres Jusuf Kalla meminta masalah pendanaan bagi proyek monorail itu segera diselesaikan dalam dua pekan. "Wapres meminta agar masalah pendanaan dapat dibahas tuntas dalam dua pekan mulai dari sekarang, untuk dapat segera diputuskan agar equity sebesar 30 persen dapat terisi penuh," tuturnya. Ritola mengemukakan, dari total investasi sebesar 480 juta dolar AS, 30 persennya sebesar 144 juta dolar AS berupa equity dan 70 persen atau sekitar 340 juta dolar AS merupakan pinjaman dari konsorsium perbankan dalam negeri. Dari equity senilai 144 juta dolar AS itu, 51 persen dari BUMN dan BUMD yakni masing-masing 41 dan sepuluh persen dari total equity, sedangkan sisanya sebesar 40 persen lebih berasal dari swasta.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007