Jakarta (ANTARA News) - Istana Kepresidenan melalui Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menilai dua mahasiswi "7 summiters" atau pendaki tujuh puncak gunung tertinggi di dunia (Seven Summits) bisa dimanfaatkan sebagai duta atau "brand ambassador".

"Memanfaatkan mereka sebagai 'brand ambasador' sangat mungkin di antaranya narkoba yang jadi ancaman nyata," kata Moeldoko di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat.

Tim The Women of Indonesia’s Seven Summits Expedition Mahitala-Unpar (WISSEMU) terdiri atas dua pendaki gunung, yaitu Fransiska Dimitri Inkiriwang, 23 tahun, dan rekan sebayanya, Mathilda Dwi

Lestari akan melanjutkan ekspedisinya meraih puncak keenam pada 12 Juni-21 Juli 2017.

Tim itu akan mendaki puncak Gunung Denali di Alaska setinggi 6.190 meter dari permukaan laut.

Menurut Moeldoko, perjuangan dua mahasiswi itu memiliki nilai atau value yang tinggi.

"Keduanya bisa juga (menjadi duta) di event olahraga," kata Moeldoko.

Ia melihat dari sisi nilai-nilai dalam perjuangan yang begitu tinggi untuk mencapai puncak karena perjuangan mereka bukan sesuatu yang mudah.

"Saya yakin anak-anak seperti itu menempatkan tantangan sebagai kebutuhan. Maksud saya semangat ini harus dimiliki generasi muda, generasi milenial yang semangatnya tinggi tidak hanya kemampuan di jari, tetapi di kaki," katanya.

Moeldoko menambahkan, mereka juga adalah kebanggaan nasional dan menjadi ukuran dunia internasional dan masyarakat Indonesia.

Ke dalam, kata dia, mahasiswa itu sudah memberikan semangat baru pada generasi lain.
"Ini bisa diviralkan dengan langkah langkah monumental, seven summits, yang biasa dilakukan laki-laki tetapi ini perempuan," katanya.

Terkait keinginan mereka untuk bisa berlatih di Situ Lembang, Moeldoko mengaku akan segera mengkomunikasikannya.

"Nanti saya komunikasikan. Biasa di militer padat kegiatan dan tidak boleh terganggu kegiatan ekstra dari luar," katanya.

Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018